30 Tempat Wisata Terbaik di Klaten Yang Direkomendasikan Untuk Liburan Anda
Rabu, 24 Oktober 2018
Edit
Klaten adalah
sebuah kabupaten yang menjadi bagian Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar
bentang alamnya berupa pegunungan. Kawasan ini berada di ketinggian 75-160
meter di atas permukaan laut. Sementara dataran rendahnya terletak di sebelah
timur.
Wilayah Klaten
sebelah timur tersebut berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, sedangkan bagian
barat dan selatan adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun kawasan ini
didominasi pegunungan, suhu udaranya tidak kurang dari 28o Celcius. Musim hujan
dan kemarau pun tetap tiba secara bergiliran.
Letak Klaten
yang berdampingan dengan Yogyakarta, memunculkan kesamaan pola di beberapa
daerah wisata. Mulai dari, bentuk candi, medan menuju area rekreasi, dan
tampilan visual alam di sekitarnya. Penasaran? Berikut ini tempat wisata di
Klaten yang direkomendasikan untuk Anda kunjungi.
1. Kawasan
Sungai Getuk
Tak hanya Jawa
Barat yang punya Grand Canyon, di Klaten pun ada. Lokasinya berada di kawasan
Sungai Getuk Jatinom. Air yang membelah Desa Socokangsi ini dikelilingi
tebing-tebing dengan tinggi 5 meter. Permukaan dinding alam tersebut dipenuhi
pahatan dan tumbuhan lumut yang menghijau. Di antaranya mengalir arus tenang
sepanjang 29.850 kilometer persegi.
Jalan menuju
Sungai Getuk mudah ditemukan. Tempat wisata di Klaten ini berjarak hanya 3 km
dari kantor Kecamatan Jatinom. Dari sini, pengunjung harus mencari Desa
Socokangsi. Setelah menemukan lapangan, lanjutkan perjalanan menuju utara
dengan mengikuti arah jembatan.
Sayangnya,
kendaraan belum bisa memasuki kawasan wisata. Pengunjung harus memarkirkannya
di pinggir jalan pedesaan. Setelah itu, berjalan kaki menuju Sungai Getuk
melalui jalan setapak. Saat Anda melihat tumpukan pasir, artinya lokasi yang
dituju sudah dekat. Tetap waspada karena sesudah ini harus menuruni tebing sekitar
2 meter.
Karena belum
banyak terjamah tangan manusia, objek wisata ini gratis. Tidak ada biaya tiket
maupun parkir. Bahkan, Anda bisa berkunjung kapan pun, tanpa batas waktu.
Tertarik?
2. Air Terjun
Luweng Sampang
Lagi, di Klaten
terdapat tempat rekreasi mirip Grand Canyon. Namanya air terjun Luweng Sampang.
Terletak di Desa Jogoprayan, Kecamatan Gantiwarno, kawasan ini menawarkan
panorama curug di antara tebing bebatuan. Tingginya sekitar lima meter dengan
debit yang jernih.
Dinamakan Luweng
Sampang karena air terjunnya muncul dari celah batu karst yang membentuk sebuah
gua. Curug tersebut jatuh ke sungai kecil dengan warna beragam di setiap
pergantian musim. Saat hujan deras, muncul gradasi putih kecokelatan.
Sebaliknya, ketika kemarau, dipenuhi kombinasi hijau dan putih bening.
Untuk menemukan
lokasi Air Terjun Luweng Sampang, bisa lewat jalur Jalan Raya Yogyakarta-Solo.
Pengunjung harus menuju ke Candi Prambanan. Nah, tidak jauh dari sana, terdapat
papan penunjuk ke Gantiwarno. Ikuti arahnya, lalu cari kantor Kecamatan
Gantiwarno.
Dari kantor
kecamatan, lanjutkan perjalanan ke Desa Jogoprayan. Ketika tiba di sana, Anda
akan menemukan sungai. Susuri alirannya hingga melihat deretan bebatuan karst
dengan air terjun di bagian tengahnya. Itulah Luweng Sampang, curug yang
terjadi akibat perbedaan ketinggian tebing.
Tak perlu
memikirkan soal tiket kalau memasuki Luweng Sampang. Kawasan wisata alam ini
tergolong masih perawan sehingga belum ada biaya administrasi untuk menikmati
lanskapnya. Selain itu, tidak ada jam operasional di sini. Anda bisa datang
kapan pun.
3. Deles Indah
Klaten
Berada di kaki
Gunung Merapi, Deles Indah Klaten menyuguhkan pemandangan alam yang
menakjubkan. Kawasan ini terletak di ketinggian 800-1.300 meter di atas
permukaan laut. Lokasinya sekitar 25 km dari Klaten sehingga bisa ditempuh
selama kurang lebih 45 menit dengan berkendara. Rutenya diawali dari Klaten
menuju ke arah Gondang, lalu melewati Kemalang, dan terakhir Deles Indah.
Harga tiket
masuk ke Deles Indah Klaten tergolong murah. Hanya dengan Rp2.000 per orang,
pengunjung bisa menikmati keindahan panorama perbukitan dan Gunung Merapi dari
kejauhan. Biasanya, objek wisata ini dibuka mulai pukul 06.00 pagi sampai
dengan pukul 04.00 sore. Anda bisa menyambangi beberapa area di sana, yaitu
pesanggrahan Pakubuwana X, makam Kyai Mlayopati, Sendang Kali Reno, Bukit Pring
Cendani, Gua Sapuangin, dan Taman Nganjaran.
Pesanggrahan
Pakubuwana X merupakan sebuah tempat semedi yang berdiri sejak tahun 1938.
Bangunan ini digunakan sebagai lokasi bertapa oleh Sunan Pakubuwana X. Setelah
beliau tiada, kawasan tersebut dijadikan pusat rekreasi sejarah.
Beranjak ke
makam Kyai Mlayopati, area wisata religi di objek wisata Deles Indah. Di sana,
Anda dapat menyaksikan makam tokoh dari Kerajaan Mataram. Tulisan Jawa kuno
yang masih dipertahankan di nisan merupakan daya tarik utamanya. Kemudian, ada
Sendang Kali Reno, kolam kecil dengan mata air beraneka warna. Biasanya,
sendang ini dipakai warga untuk memasak atau mandi.
Jika ingin
melihat pohon-pohon bambu, Anda bisa masuk ke kawasan Bukit Pring Cendani. Di
tempat ini terdapat jalan setapak menuju Gunung Merapi. Tidak jauh dari sini,
ada Gua Sapuangin. Kedalamannya sekitar delapan meter.
Semula, Gua
Sapuangin digunakan sebagai lokasi persembunyian tentara Jepang. Setelah
kemerdekaan, tempat tersebut dijadikan objek wisata. Selain itu, ada Taman
Nganjaran. Lanskap alam di sekitarnya sangat menakjubkan sehingga banyak yang
memilih kawasan ini untuk berkemah.
4. Kali Pusur
Anda menyukai
selancar di sungai? Objek wisata Kali Pusur Klaten bisa menjadi tempat terbaik
untuk melakukan riverboarding. Lokasinya di Kecamatan Polanharjo, sekitar 60
menit perjalanan dari Kota Solo. Sebaiknya, gunakan moda transportasi pribadi
agar mudah menjangkau kawasan sungai ini. Kalau memakai angkutan umum,
pengunjung hanya diantar sampai Polanharjo.
Setelah turun di
Polanharjo, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang ojek ke Dusun Jragan, Desa
Wangen. Tempat ini merupakan basecamp Kali Pusur. Dari sini, pengunjung akan
diantar ke start point. Namun, sebelumnya harus membayar biaya susur sungai.
Tarifnya dihitung per rombongan, antara Rp40.000-Rp60.000.
Titik awal
riverboarding berada di Dusun Ploso. Pengunjung akan melewati aksi terjun bebas
dari air terjun setinggi 10 meter. Sampai di bawah, Anda harus menyusuri sungai
dengan memakai ban. Hutan bambu, bebatuan, dan berbagai macam flora, merupakan
pemandangan utama ketika menjelajahi Kali Pusur. Bagi yang tertantang untuk
menguji adrenalin, bisa mendatangi kawasan ini kapan pun.
5. Umbul
Jolotundo
Klaten memang
identik dengan wisata air, salah satunya Umbul Jolotundo. Bertempat di Desa
Karanganom, kawasan rekreasi ini membentang di area seluas 500 meter persegi.
Terdapat tiga buah kolam renang dengan ukuran berbeda. Kedalamannya mulai dari
1 meter hingga 2 meter. Selain itu, tersedia lokasi pemandian yang luasnya 220
meter persegi.
Untuk menuju ke
Umbul Jolotundo, bisa menumpang bus ke arah Klaten. Selanjutnya, perjalanan ke
Desa Karanganom diteruskan dengan menyewa ojek. Jika membawa mobil atau motor
pribadi, Anda dapat mengendarainya hingga ke tempat tujuan. Tiba di sana, semua
pengunjung harus membeli tiket senilai Rp4.000 per orang serta membayar parkir
Rp2.000 per unit kendaraan.
Soal fasilitas
umum, Umbul Jolotundo telah dilengkapi tempat parkir, musala, kamar mandi,
penginapan, dan warung. Bedanya umbul ini dengan lainnya, yakni terdapat
ikan-ikan kecil dan bebatuan di dasar kolam pemandian. Pengunjung pun
diperbolehkan menyelam ke dalamnya.
6. Umbul
Kapilaler
Mulanya, Umbul
Kapilaler hanya boleh digunakan untuk mandi kaum perempuan. Sejak dulu, kolam
ini terkenal dengan pemandian putri. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak
laki-laki yang ikut mencebur ke sumber air tersebut. Akhirnya, Umbul Kapilaler
pun menjadi objek wisata underwater bagi semua gender.
Umbul Kapilaler
terletak di Dukuh Umbulsari, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo. Jaraknya dari
ibu kota Kabupaten Klaten sekitar 0,5 km dengan waktu tempuh kurang lebih 5
menit. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum yang tersedia
di sana. Untuk memasuki objek wisata tersebut, pengunjung tidak perlu
mengeluarkan biaya apa pun.
Umbul yang
membentang di lahan seluas 150 hektare ini menyuguhkan pemandian dengan air
jernih. Kedalamannya mencapai 1,5 meter. Di bagian dasar kolam terdapat banyak
ikan. Bahkan, isi di dalamnya terlihat dari luar karena saking beningnya. Tak
hanya pengunjung yang tergiur berenang di sini. Warga sekitar pun kerap kali
menggunakannya untuk mandi setiap pagi dan sore.
7. Umbul Ponggok
Indonesia harus
bangga memiliki Umbul Ponggok Klaten. Objek wisata ini berhasil menyandang
julukan Bunaken van Java dan menarik perhatian wisatawan mancanegara. Meskipun
hanya sebuah pemandian, di dasarnya terdapat taman. Isinya berupa ikan beraneka
warna, pasir, dan beberapa benda untuk berfoto. Tak perlu takut soal kedalaman
karena Anda bisa memilih kolam yang sesuai.
Umbul Ponggok
bisa ditempuh dari ibu kota Kabupaten Klaten dengan berkendara selama kurang
lebih 5-10 menit. Jika Anda berangkat dari Yogyakarta, berarti harus menempuh
60 menit perjalanan. Moda transportasi umum yang disediakan antara lain, bus,
angkutan umum, dan ojek. Supaya lebih aman, sebaiknya bawa kendaraan pribadi
saja.
Tiket masuk ke
Umbul Ponggok cukup terjangkau, sekitar Rp5.000 per orang. Biaya ini sudah
termasuk renang dan menyelam di pemandian. Namun, untuk menyewa alat
snorkeling, Anda mesti mengeluarkan kocek Rp5.000 sampai Rp10.000 per
perlengkapan. Sebaiknya, masuk ke tempat rekreasi ini mulai pukul 07.00-17.00
WIB. Di luar jam tersebut, pengelola tidak melayani kunjungan.
8. Objek Wisata
Mata Air Cokro
Sekitar 15 km
dari Kota Solo, Anda akan menemukan tempat rekreasi air yang dikelilingi
pemandangan menakjubkan. Itulah Objek Wisata Mata Air Cokro, berlokasi di Desa
Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Kawasan tersebut berdiri di atas
lahan 1,5 hektare. Kedalaman kolamnya kurang lebih 80 cm dengan lanskap
bebatuan dan pasir di dasar air.
Dulu, tempat
wisata ini dinamakan Umbul Ingas yang airnya bersumber dari pohon ingas.
Umurnya sudah ratusan tahun sejak masa kolonial Belanda. Lambat laun, namanya
berubah menjadi Umbul Cokro Tulung atau Mata Air Cokro. Kini, kawasan rekreasi
ini tak hanya berwujud kolam pemandian. Pemerintah setempat telah menambahkan
fasilitas lain, seperti jembatan gantung, taman air, waterboom, water sliding,
flying fox, dan pancuran.
Akses ke objek
wisata Mata Air Cokro sangat mudah. Alat transportasi darat, seperti bus dan
angkutan umum, banyak yang melewati kawasan tersebut. Lokasinya tidak sulit
untuk ditemukan karena berada di tepi Jalan Cokro, Klaten. Namun, sebelum
memasuki Umbul Cokro Tulung, Anda harus memberikan sejumlah uang pembelian
tiket. Tarif tiketnya sekitar Rp11.500 per orang.
9. Hutan Kota
Gergunung
Hutan kota
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi efek pemanasan global. Adanya
kawasan terbuka hijau ini menciptakan nuansa sejuk dan segar sepanjang hari.
Udara yang tercemari asap kendaraan pun bisa tergantikan dengan pepohonan dan
tanaman di dalamnya. Kira-kira, itulah gambaran Hutan Kota Gergunung di Klaten,
primadona wisata alam di tengah perkotaan.
Hutan Kota
Gergunung berlokasi di Jalan Ki Ageng Gribig Klaten Utara. Tempat rekreasi ini
dibuat dengan tujuan mengenalkan beragam tumbuhan. Di sana pun terdapat tiruan
rumah burung dan taman yang dilengkapi kursi. Soal parkir, tidak perlu khawatir
karena tersedia lahan luas untuk menitipkan berbagai jenis kendaraan.
Pengunjung bisa
datang kapan pun ke Hutan Kota Gergunung. Kawasan ini dibuka selama 24 jam.
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya tiket saat memasuki area wisata tersebut.
10. Kawasan
Pemancingan Janti
Anda suka
memancing? Kawasan pemancingan Janti bisa menjadi pilihan lokasi terbaik. Di
sana, tersedia puluhan tempat memancing, antara lain pemancingan 1000, 100, 55,
Lumintu, Merapi Nurlinda, dan Sumber Rezeki. Semuanya berada di Desa Janti, Kecamatan
Polanharjo, Klaten. Harga tiket masuk ke area ini sekitar Rp2.000 sampai
Rp5.000 per orang.
Pemancingan 100
merupakan area terfavorit di Janti. Pasalnya, tak hanya kolam berburu ikan yang
disuguhkan. Anda pun bisa melihat Pesawat Boeing 237 di halaman rumah.
Kendaraan udara ini sudah tidak terpakai, lalu dibeli oleh pengelola
pemancingan. Hingga kini, pesawat dijadikan panggung teater 3D. Untuk menikmati
tontonan tersebut, pengunjung harus membayar Rp20.000 per orang.
Tidak
ketinggalan, kolam renang juga menyempurnakan fasilitas di pemancingan 1000
Janti. Anak-anak diperbolehkan berenang di sini asalkan dalam pengawasan orang
tuanya. Biaya tiket masuk ke sana sekitar Rp2.000 per orang. Anda bisa
mengunjungi mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
Perjalanan ke
pemancingan Janti cukup mudah. Hampir semua moda melintasi area ini. Jika
membawa kendaraan pribadi, Anda harus menghafal rutenya. Dari arah Kota Solo,
arahkan setir ke Delanggu. Kemudian, ambil jalan ke kanan yang menunjukkan
lokasi Janti.
11. Museum Gula
Jawa Tengah
Pembangunan
Museum Gula Jawa Tengah dimulai pada tahun 1982. Gedung bersejarah ini
dijadikan lokasi penyimpanan benda kuno yang berhubungan dengan pabrik gula.
Luas areanya mencapai 100 hektare dengan arsitektur khas Eropa. Beberapa koleksi
yang terdapat di dalamnya antara lain, alat tradisional untuk tanam tebu, foto
pabrik gula sejaka zaman Belanda, dan perlengkapan pertanian.
Museum Gula Jawa
Tengah terbagi menjadi lima ruangan, yaitu wahana pameran, perpustakaan,
musala, lavatory, dan auditorium. Masing-masing menyuguhkan pemandangan
berbeda. Selain itu, pengunjung bisa melihat deretan lokomotif kereta api
pengangkut tebu. Bentuk kereta ini sangat unik dan masih mempertahankan desain
lamanya.
Tak perlu
bingung mencari lokasi Museum Gula Jawa Tengah karena lokasinya di tepi jalan
utama. Dengan menumpang bus jurusan Jogja-Solo, Anda bisa turun langsung di
depan gedung ini. Soal tiket masuk, biayanya relatif murah sekitar Rp3.500 per
orang. Biasanya, beroperasi mulai pukul 08.00 sampai 12.30 WIB.
12. Candi
Plaosan
Plaosan
merupakan candi peninggalan Hindu dan Budha. Kolaborasi arsitektur khas kedua
agama ini, menciptakan tampian visual yang memukau. Pendirinya adalah Rakai
Pikatan. Ia mempersembahkan bangunan ini untuk sang istri, Pramodawardhani.
Kebenaran tersebut dibuktikan melalui sebuah prasasti mengenai sejarah Mataram
kuno.
Candi Plaosan
terdiri dari Plaosan Lor dan Kidul. Letak keduanya dipisahkan jalan setapak. Di
bagian depan bangunan ini ada sebuah teras, lokasi semedi, dan selokan buatan.
Masing-masing memiliki stupa, altar, dan relief. Total stupa di kawasan ini
sekitar 116 buah.
Jalan menuju
Candi Plaosan sudah diaspal. Jaraknya tidak jauh dari Candi Prambanan. Namun,
tidak ada moda transportasi umum yang mengantarkan ke kawasan tersebut. Jadi,
Anda harus membawa kendaraan pribadi untuk mencapai lokasinya. Harga tiket
masuk ke sana sekitar Rp5.000 per orang. Jam operasionalnya setiap hari antara
pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB.
13. Candi Merak
Pertama kali
ditemukan pada tahun 1925, Candi Merak masih berupa reruntuhan di bawah pohon
joho. Arca dan stupanya pun berserakan. Kemudian, mengalami pemugaran secara
bertahap hingga tampilan visualnya seperti sekarang.
Candi
peninggalan agama Hindu ini memiliki empat bagian, yaitu satu candi induk dan
tiga perwara. Di dalamnya terdapat arca Ganesha, Durga, dan Lingga Yoni.
Uniknya, keempat bangunan tersebut posisinya berhadapan, di timur dan barat.
Masing-masing tingginya sekitar 12 meter.
Jika Anda memulai
perjalanan dari jalur Yogyakarta, Candi Merak mudah ditemukan. Pastikan
menumpang transportasi umum yang mengarah ke Klaten. Setelah menjumpai kantor
pemerintah daerah, carilah tugu adipura. Lalu, ambil jalan ke kiri yang
menunjukkan arah Gunung Merapi.
Sekitar 30
menit, Anda akan tiba di lokasi Candi Merak. Sebelum masuk, pastikan membeli
tiket. Harganya hanya Rp1.000 per lembar. Kalau memerlukan pemandu wisata,
biayanya ditambahkan menjadi Rp11.000. Kawasan ini dibuka selama 24 jam. Jadi,
pengunjung bisa datang kapan pun.
14. Candi
Sojiwan
Salah satu
keunikan Candi Sojiwan adalah 20 relief yang menceritakan Jataka dari Negara
India. Jataka merupakan serangkaian cerita kehidupan Sidharta Gautama. Selain
kisah tersebut, terdapat dongeng dunia binatang yang memberikan pelajaran
moral. Beberapa contoh fabelnya, antara lain kera dan buaya, tentang persaingan
antara garuda dan kura-kura, serta kecerdikan si kancil.
Candi Sojiwan
berlokasi di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten. Letaknya hanya
2,9 km dari Prambanan sehingga bisa ditempuh selama 8 menit dengan berkendara.
Jalan menuju ke sana cukup memadai dan dapat dilewati mobil. Uniknya, saat tiba
di pintu masuk, Anda tidak dimintai uang tiket.
Kalaupun ada
biaya tiket, pengunjung diperkenankan membayar seikhlasnya saja. Namun, Anda
wajib mengisi buku tamu. Candi peninggalan agama Buddha ini dibuka setiap
Senin-Minggu pada pukul 08.00-17.00 WIB.
15. Candi Sewu
Berada di
sebelah utara Candi Prambanan, bangunan ini menjadi peninggalan agama Buddha
terbesar kedua di Indonesia. Pembuatannya dimulai pada abad ke-8 oleh Rakai
Panangkaran. Kemudian, Rakai Pikatan memugar bentuknya sebagai hadiah untuk
Pramodawardhani. Hal ini membuktikan bahwa keharmonisan masyarakat Indonesia
sudah tertanam sejak dahulu kala. Tak peduli apa pun latar belakang agamanya.
Candi Sewu
memiliki 1 bagian utama, 8 pengapit, dan 240 perwara. Jadi, totalnya ada 249
bangunan. Daya tarik utamanya adalah rancangan candi. Kolaborasi antara agama
Buddha dan Hindu sangat terlihat dari wujudnya.
Objek wisata
Candi Sewu aksesnya cukup mudah. Kawasan ini berdekatan dengan Prambanan. Untuk
menuju ke sana, Anda harus naik Trans Jogja yang rutenya ke Jalan Candi Sewu.
Sampai di jalan tersebut, pengunjung mesti berjalan kaki atau menyewa ojek.
Soal tarif tiket masuk ke area rekreasi, hanya Rp5.000 per orang.
16. Candi
Lumbung
Candi Lumbung
berada di kompleks Prambanan. Bangunan ini adalah peninggalan agama Buddha.
Terdapat 1 candi utama dan 16 perwara di halaman yang penuh dengan batu
andesit. Sayangnya, bagian utamanya tinggal puing-puing. Bentuknya berupa
poligon. Semua dinding candi dihiasi relief bergambar manusia.
Lokasi Candi
Lumbung ada di pinggir jalan utama. Posisi ini mudah dicari dan ditemukan.
Banyak kendaraan umum yang melintas di depannya, seperti Trans Jogja, Bus, dan
ojek. Tiket masuk ke sana hanya Rp30.000 per orang. Itu pun sudah termasuk
biaya wisata ke Candi Prambanan karena memiliki satu gerbang.
Waktu yang tepat
untuk berkunjung ke Candi Lumbung, yaitu pukul 06.00-17.00 WIB. Biasanya,
tempat wisata ini dipadati pengunjung sekitar pukul 09.00 ke atas. Di hari
libur, candi tetap beroperasi. Karena itu, tidak sedikit yang memilih kawasan
ini sebagai destinasi liburan yang asyik.
17. Candi Bubrah
Bangunan
bersejarah di Klaten memang tidak pernah habis. Setelah Prambanan, Lumbung,
kini ada Candi Bubrah. Lokasinya berada di satu kompleks dengan Prambanan.
Meskipun peninggalan agama Buddha, tak mengusik penganut Hindu yang sering
melakukan ritual di kawasan tersebut.
Bentuk Candi
Bubrah tak utuh sebagaimana Prambanan. Sisa-sisanya tinggal bagian kaki yang
desainnya berantakan. Kalau diukur, tingginya sekitar 2 meter dari permukaan
tanah. Diperkirakan umurnya telah mencapai puluhan abad. Pendiriannya kurang
lebih pada abad ke-9.
Soal akses
lokasi, tidak perlu bingung. Pasalnya, Candi Bubrah bertempat di jalan utama
Jogja-Solo yang sudah pasti dilewati beragam moda transportasi. Layanan
kunjungan di sana mulai dibuka pada pukul 06.00-17.00 WIB. Tarif tiketnya
sekitar Rp30.000 untuk satu orang wisatawan domestik. Jika Anda datang dari
luar negeri, tarifnya menjadi Rp200 ribuan rupiah.
18. Lepen
Kencana
Kecamatan
Polanharjo Klaten memang gudangnya wisata air, salah satunya Lepen Kencana.
Kawasan ini merupakan taman rekreasi keluarga dan ramah anak. Beberapa wahana
yang ada di tempat tersebut, antara lain jembatan goyang, slider, tubing anak,
dan arena bermain. Di sana juga ada kolam pemandian dengan sumber air dari
Sigedang.
Objek wisata
Lepen Kencana memiliki daya tarik utama berupa aliran sungai yang jernih.
Kawasan ini sudah dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti kamar mandi, tempat
istirahat, warung makan, dan musala. Untuk parkir, Anda bisa memilih tempat
yang nyaman di sekitarnya.
Lepen Kencana
bisa ditempuh dengan berkendara dari Klaten selama kurang lebih 43 menit. Jika
ingin naik alat transportasi umum, Anda bisa menggunakan bus atau angkutan
umum. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek. Soal biaya tiket,
tenang saja karena masuk ke sini tidak dipungut tarif apa pun. Murah, kan?
19. Umbul Tirto
Mulyani
Wisata umbul di
Klaten memang selalu memesona. Salah satu kawasan yang diminati banyak orang
adalah Umbul Tirto Mulyani. Kolam pemandian ini diperuntukan khusus kaum
perempun. Jadi, laki-laki dilarang memasuki tempat ini. Jika ingin berendam di
satu kompleks, bisa masuk ke Umbul Tirto Mulyono yang berjarak 1 km dari sini.
Di sekitar
umbul, terdapat bangunan-bangunan kuno. Mungkin, peninggalan di zaman kejayaan
kerajaan Buddha. Hal ini ditandai dengan keberadaan patung Sidharta Gautama di
pinggir pemandian. Selain itu, ada patung Linggga Yoni yang sangat biasa
dijadikan tempat ritual.
Umbul Tirto
Mulyani berdiri di atas lahan seluas 700 meter persegi. Kawasan ini terdiri
dari tiga bagian, yaitu kolam renang kecil, remaja, dan dewasa. Masing-masing
memiliki tingkat kedalaman berbeda. Airnya sangat bening karena berasal dari
mata air. Untuk menikmati semua itu, Anda mesti membeli tiket seharga Rp3.000
per orang dan tarif parkir Rp1.000 per unit kendaraan.
Tempat wisata
air yang satu ini bisa ditempuh selama 49 menit dari Kota Yogyarta. Jika
melewati Solo, waktunya lebih lama, sekitar 1 jam lebih 50 menit. Moda
transportasi umum yang melalui kawasan tersebut adalah bus. Lebih mudah lagi
kalau memakai kendaraan pribadi. Selain aman, Anda pun leluasa pergi ke mana
pun tanpa diburu jam.
20. Curug
Gedangsari
Kurang lebih 35
km dari Kota Yogyakarta, terdapar Curug Gedangsari. Untuk mencapai tempat ini,
Anda memerlukan waktu hanya satu jam dengan berkendara. Pertama, carilah arah
jembatan Janti. Ikuti jalannya hingga ke Maguwo. Setelah itu, akan melintasi
bandara, Kalasan, Stasiun Srowot Klaten, Pasar Wedi, dan terakhir Gedangsari.
Sayangnya, moda transportasi tidak diperkenankan masuk ke kawasan umbul.
Setelah memarkirkan
kendaraan, Anda harus berjalan melewati jalur setapak. Sekitar 15 menit, akan
menemukan rimbunan pohon dan tumbuhan nan hijau. Di tengahnya terdapat air
sungai yang tenang dan air terjun mini. Meskipun debitnya tidak besar, tetap
cukup untuk mandi atau sekadar bermain di sana.
Tiket masuk ke
Curug Gedangsari dibanderol dengan harga sekitar Rp5.000 per tiga orang. Semua
itu sudah termasuk tarif ke area air terjun. Jika berkunjung saat musim hujan,
Anda harus waspada. Pasalnya, bebatuan itu licin karena ditumbuhi lumut.
21. Waduk Rowo
Jombor
Terletak di Desa
Rakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Waduk Rowo Jombor menyuguhkan bentangan air
seluas 198 hektare. Kemampuan menampung airnya sekitar 4 juta m3 dengan
kedalaman mencapai 4,5 meter. Di sekitar waduk sudah dibangun tanggul yang
lebarnya 12 meter dan panjang hingga 7,5 km.
Ada dua rute
untuk mengunjungi Waduk Rowo Jombor, yaitu dari arah barat dan timur. Jika dari
barat, berarti Anda harus melewati pertigaan Desa Sumberejo. Kemudian,
mengambil arah ke kiri dan melalui Desa Danguran, Glodogan, Jimbung, dan Rowo
Jombor. Sebaliknya, kalau lewat timur, akan melintas di depan Stasiun Kereta
Api, By Pass, Terminal Klaten, dan Kelurahan Buntalan.
Untuk
menginjakkan kaki di Waduk Rowo Jombor, setiap pengunjung harus membayar tiket
Rp5.000 per orang. Tarif tersebut belum termasuk menikmati fasilitas warung
apung. Namun, Anda bisa melihat keindahan rawa dan menjajal perahu kayu
(rakit). Selain itu, pengunjung diperbolehkan memancing di kolam. Dengan syarat,
ikannya yang sudah dipancing harus dibeli.
22. Keprabon
Ingin suasana
baru dalam berekreasi? Anda bisa datang ke Desa Keprabon. Lokasinya di
Kecamatan Polanharjo. Dapat ditempuh dengan waktu sekitar 45 menit dari Klaten.
Kawasan tersebut berdekatan dengan kompleks pemancingan Janti dan Umbul Ingas.
Desa wisata ini memiliki suasana tenang dan hening. Udaranya pun sejuk, kadang
kala cenderung dingin.
Memasuki kawasan
Keprabon tidak dipungut biaya apa pun, kecuali jika ingin membeli cendera mata.
Desa ini dibuka untuk umum setiap hari, tanpa batas waktu. Di sana, tersedia
berbagai jenis kerajinan. Di antaranya yang paling tersohor adalah tanduk
kerbau dan penyu. Jumlah pengrajin tanduk di Keprabon kurang lebih 20 orang. Di
samping itu, terdapat wayang yang harganya dibanderol hingga satu juta rupiah.
23. Taman
Lampion Klaten
Mendengar kata
lampion, mungkin tebersit jumlah dan bentuknya di taman tersebut. Namun,
ternyata, tidak ada lampion di sana. Nama ini diambil karena desain tamannya
mirip seperti di Cina. Di tengah taman terdapat kolam luas dengan air pancuran
yang indah. Ada pula kawasan jogging dan walking di pinggiran kolam.
Lokasi Taman
Lampion berdekatan dengan rumah susun. Untuk memasuki kawasan ini, Anda tidak
perlu mengeluarkan uang seperak pun. Taman tersebut memang disediakan untuk
tempat menenangkan diri seusai beraktivitas seharian. Waktu berkunjung ke sana
yang tepat, yaitu sekitar pukul 16.00 WIB.
Masalah
transportasi, tidak perlu diragukan lagi karena kawasan Taman Lampion berada di
pusat kota. Anda bisa naik semua bentuk kendaraan, seperti bus, angkutan umum,
dan ojek. Mudah, bukan?
24. Waterpark
Galuh Tirtomolo
Waterpark Galuh
Tirtomolo merupakan kolam pemandian yang lokasinya berdekatan dengan Candi
Prambanan. Kawasan ini bisa dijangkau dengan berkendara selama kurang lebih 30
menit dari pusat kota. Akses ke sana cukup mudah karena dilalui kendaraan umum.
Arena Waterpark
Galuh Tirtomolo memiliki beberapa wahana, antara lain kereta wisata, bom-bom
car, komidi putar, arena berkuda, mobil trex, dan flying fox. Adapun kolam
renang Tirtomolo terdiri dari kolam seluncur, air mancur, taman air, kuda laut,
dan songsong gora. Nah, jika membawa balita, di sini juga tersedia kolam khusus
anak-anak.
Kawasan wisata
Tirtomolo dibuka mulai pukul 17.30 WIB. Untuk menikmati fasilitas di area ini,
tiketnya hanya Rp10.000 per orang. Tarif tersebut sudah termasuk biaya berenang
di seluruh jenis kolam. Namun kalau ingin mencicipi wahana lainnya, Anda harus
membeli tiket lagi. Harga tiket per wahana antara Rp3.500 sampai dengan
Rp25.000, kecuali di hari libur yang bisa mencapai Rp30.000 per orang.
25. Bukit
Sidoguro
Tak perlu jauh-jauh
ke luar negeri kalau ingin melihat indahnya bukit Teletubbies. Di Klaten pun
ada kawasan sejenis. Namanya Bukit Sidoguro, terletak di Desa Krakitan,
Kecamatan Bayat. Untuk mencapai tempat tersebut, dari Yogyakarta, ambil arah
Stasiun Klaten. Kemudian, belok kanan di lingkaran tugu putih. Itulah jalan
menuju Desa Krakitan
Keunikan Bukit
Sidoguro adalah padang savana hijau yang menyegarkan mata. Pengunjung bisa
mendapatkan latar belakang foto terbaik saat di puncak bukit. Tebing bebatuan
dan satu-satunya rumah di atasnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Dari sini, Anda juga dapat menyaksikan keindahan panorama waduk rowo
jombor.
Tarif tiket
masuk ke Bukit Sidoguro tergolong sangat murah, hanya Rp5.000 per orang. Jika
membawa kendaraan pribadi, Anda harus memarkirkan di bawah dengan biaya Rp2.000
per unit motor. Setelah area parkir, pengunjung mesti melewati jalan setapak
untuk menuju puncak bukit.
26. Umbul Manten
Adanya Umbul
Manten tidak terlepas dari mitos yang beredar di tengah masyarakat. Konon, asal
mula namanya diambil dari kisah sepasang pengantin. Suatu hari, mereka
melanggar larangan orang tuanya untuk berdiam di rumah ketika maghrib.
Kemudian, keduanya berjalan ke arah umbul dan terpisah di sana. Hingga kini,
pengantin itu tak pernah bertemu lagi.
Namun, itu hanya
mitos. Sejatinya, Umbul Manten merupakan sumber air yang sering digunakan untuk
acara siraman. Prosesi tersebut biasa dijalankan sebelum pernikahan. Salah satu
keunikan di tempat ini adalah kebeningan airnya bak kaca. Dari atas pun
terlihat isi di dalamnya.
Penasaran dengan
Umbul Manten? Anda bisa pergi ke sini dengan mengemudi kendaraan pribadi.
Letaknya ada di Dusun Janti, Kecamatan Polanharjo. Tempat ini pun dapat diakses
alat transportasi umum, seperti ojek dan angkutan.
Setiap
pengunjung yang akan memasuki kawasan Umbul Manten, wajib membeli tiket seharga
Rp2.000 per orang. Dengan tarif tersebut, wisatawan diperkenankan menikmati
kesegaran air kolam sepuasnya. Namun, di sini tidak ada fasilitas seperti di
kolam renang lain, misalnya tubing, ban, atau slider.
27. Curug Bayat
Berwisata ke
curug memang sangat menyenangkan. Embusan angin disertai udara sejuk membuat
hati semakin nyaman dan tenang. Pemandangan bebatuan dan beragam tumbuhan hijau
menjadi pesona tak terlupakan. Apalagi diiringi derasnya air terjun, tentu
ingin berdiam lama di sana. Itulah gambaran suasana di Curug Bayat Klaten.
Curug Bayat
terletak di Desa Tegalrejo, Gedangsari. Akses ke tempat ini cukup mudah dan
sepi. Tidak ada angkutan umum yang berlalu lalang di sana. Kalau ingin cepat
sampai ke lokasi air terjun, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Jalan menuju
ke curug sudah diaspal. Namun, harus tetap berhati-hati karena banyak tanjakan
curam.
Untuk menikmati
panorama di Curug Bayat, tidak usah merogoh kantong terlalu dalam. Hanya dengan
Rp2.000-Rp3.000, pengunjung sudah bisa memasuki kawasan wisata tersebut. Semua
orang diperbolehkan datang kapan pun ke sini karena dibuka setiap hari selama
24 jam. Sebaiknya berkunjung pada pagi hingga sore hari supaya keindahan air
terjunnya terlihat jelas.
28. Desa Wisata
Bulus Jimbung
Klaten tak
melulu menyuguhkan wisata air. Kabupaten ini pun memiliki sejumlah desa wisata,
salah satunya Bulus Jimbung. Kawasan tersebut sarat dengan religi sekaligus
mistis. Sisi spiritual di sana tecermin dari perayaan Idulfitri dan setelah
puasa ramadan berakhir. Sementara segi mistisnya terbangun dari mitos Kyai dan
Nyai Poleng.
Konon, banyak
orang yang meminta harta kepada keduanya. Lalu, mereka pun mengubah wujud orang
tersebut menjadi bulus jimbung. Namun, sebelumnya, orang yang bersangkutan
harus bertapa dan berpuasa di sebuah rumah yang berdiri di atas bukit karst.
Namanya rumah demit.
Terlepas dari
mitos, Desa Wisata Bulus Jimbung memiliki daya tarik alam yang menakjubkan. Di
sana, pengunjung bisa melihat lanskap sawah berlatar belakang pegunungan. Di
samping itu, para pendatang dapat menyaksikan beragam aktivitas di pedesaan,
seperti bertani, beternak, dan ritual keagamaan menjelang lebaran.
Tidak ada biaya
tiket untuk memasuki kawasan Bulus Jimbung. Desa ini pun mudah ditemukan.
Namun, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Pasalnya, jalan menuju ke sana
belum bisa dijangkau transportasi umum.
29. Gua Suran
Beranjak ke
Jatinom, Klaten, Anda akan menemukan Gua Suran. Bentuknya berupa huruf L dengan
kedalaman sekitar 4 meter. Dulunya, tempat ini dijadikan lokasi bertapa Kyai
Ageng Gribig. Kini, ritual tersebut tergantikan oleh kegiatan pembagian apem
setiap bulan Safar.
Akses ke Gua
Suran sangat mudah. Anda bisa naik bus hingga ke Klaten. Dari Klaten,
perjalanan diteruskan menggunakan ojek atau mobil sewaan. Setelah tiba di
tempat wisata, pengunjung harus membeli tiket senilai Rp3.000 sampai Rp5.000.
Jam operasional di kawasan wisata ini tidak ditentukan. Jadi, boleh datang
kapan pun.
30. Watu Prau
Watu Prau berada
di Kecamatan Bayat. Jarak tempat wisata ini dari Klaten sekitar 15 km.
Perjalanan bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi atau bus. Letaknya di
areal perbukitan sehingga lanskap alamnya sangat mengagumkan. Sayangnya, tidak
ada informasi yang valid mengenai harga tiket masuk ke sana.
Asal mula Watu
Prau kerap kali dikaitkan dengan legenda Roro Denok dan Joko Tua. Ceritanya,
Roro Denok ingin menolak secara halus lamaran Joko Tua. Ia mengajukan syarat
pernikahan kepada Joko Tua, yaitu harus membuatkan perahu dalam waktu semalam.
Usaha tersebut lantas digagalkan oleh Roro Denok sehingga Joko Tua menjadi
murka. Saat itulah dia menendang perahunya sampai menelungkup.
Itulah 30 tempat
wisata di Klaten yang bisa dikunjungi. Tertarik, bukan? Mulai sekarang
persiapkan bujetnya agar bisa menyambangi semua kawasan rekreasi tersebut.