30 Tempat Wisata Terbaik di Klaten Yang Direkomendasikan Untuk Liburan Anda


Klaten adalah sebuah kabupaten yang menjadi bagian Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar bentang alamnya berupa pegunungan. Kawasan ini berada di ketinggian 75-160 meter di atas permukaan laut. Sementara dataran rendahnya terletak di sebelah timur.

Wilayah Klaten sebelah timur tersebut berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, sedangkan bagian barat dan selatan adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun kawasan ini didominasi pegunungan, suhu udaranya tidak kurang dari 28o Celcius. Musim hujan dan kemarau pun tetap tiba secara bergiliran.

Wisata di Klaten

Letak Klaten yang berdampingan dengan Yogyakarta, memunculkan kesamaan pola di beberapa daerah wisata. Mulai dari, bentuk candi, medan menuju area rekreasi, dan tampilan visual alam di sekitarnya. Penasaran? Berikut ini tempat wisata di Klaten yang direkomendasikan untuk Anda kunjungi.

1. Kawasan Sungai Getuk

Tak hanya Jawa Barat yang punya Grand Canyon, di Klaten pun ada. Lokasinya berada di kawasan Sungai Getuk Jatinom. Air yang membelah Desa Socokangsi ini dikelilingi tebing-tebing dengan tinggi 5 meter. Permukaan dinding alam tersebut dipenuhi pahatan dan tumbuhan lumut yang menghijau. Di antaranya mengalir arus tenang sepanjang 29.850 kilometer persegi.

Jalan menuju Sungai Getuk mudah ditemukan. Tempat wisata di Klaten ini berjarak hanya 3 km dari kantor Kecamatan Jatinom. Dari sini, pengunjung harus mencari Desa Socokangsi. Setelah menemukan lapangan, lanjutkan perjalanan menuju utara dengan mengikuti arah jembatan.

Sayangnya, kendaraan belum bisa memasuki kawasan wisata. Pengunjung harus memarkirkannya di pinggir jalan pedesaan. Setelah itu, berjalan kaki menuju Sungai Getuk melalui jalan setapak. Saat Anda melihat tumpukan pasir, artinya lokasi yang dituju sudah dekat. Tetap waspada karena sesudah ini harus menuruni tebing sekitar 2 meter.

Karena belum banyak terjamah tangan manusia, objek wisata ini gratis. Tidak ada biaya tiket maupun parkir. Bahkan, Anda bisa berkunjung kapan pun, tanpa batas waktu. Tertarik?

2. Air Terjun Luweng Sampang

Lagi, di Klaten terdapat tempat rekreasi mirip Grand Canyon. Namanya air terjun Luweng Sampang. Terletak di Desa Jogoprayan, Kecamatan Gantiwarno, kawasan ini menawarkan panorama curug di antara tebing bebatuan. Tingginya sekitar lima meter dengan debit yang jernih.

Dinamakan Luweng Sampang karena air terjunnya muncul dari celah batu karst yang membentuk sebuah gua. Curug tersebut jatuh ke sungai kecil dengan warna beragam di setiap pergantian musim. Saat hujan deras, muncul gradasi putih kecokelatan. Sebaliknya, ketika kemarau, dipenuhi kombinasi hijau dan putih bening.

Untuk menemukan lokasi Air Terjun Luweng Sampang, bisa lewat jalur Jalan Raya Yogyakarta-Solo. Pengunjung harus menuju ke Candi Prambanan. Nah, tidak jauh dari sana, terdapat papan penunjuk ke Gantiwarno. Ikuti arahnya, lalu cari kantor Kecamatan Gantiwarno.

Dari kantor kecamatan, lanjutkan perjalanan ke Desa Jogoprayan. Ketika tiba di sana, Anda akan menemukan sungai. Susuri alirannya hingga melihat deretan bebatuan karst dengan air terjun di bagian tengahnya. Itulah Luweng Sampang, curug yang terjadi akibat perbedaan ketinggian tebing.

Tak perlu memikirkan soal tiket kalau memasuki Luweng Sampang. Kawasan wisata alam ini tergolong masih perawan sehingga belum ada biaya administrasi untuk menikmati lanskapnya. Selain itu, tidak ada jam operasional di sini. Anda bisa datang kapan pun.

3. Deles Indah Klaten

Berada di kaki Gunung Merapi, Deles Indah Klaten menyuguhkan pemandangan alam yang menakjubkan. Kawasan ini terletak di ketinggian 800-1.300 meter di atas permukaan laut. Lokasinya sekitar 25 km dari Klaten sehingga bisa ditempuh selama kurang lebih 45 menit dengan berkendara. Rutenya diawali dari Klaten menuju ke arah Gondang, lalu melewati Kemalang, dan terakhir Deles Indah.

Harga tiket masuk ke Deles Indah Klaten tergolong murah. Hanya dengan Rp2.000 per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama perbukitan dan Gunung Merapi dari kejauhan. Biasanya, objek wisata ini dibuka mulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 04.00 sore. Anda bisa menyambangi beberapa area di sana, yaitu pesanggrahan Pakubuwana X, makam Kyai Mlayopati, Sendang Kali Reno, Bukit Pring Cendani, Gua Sapuangin, dan Taman Nganjaran.

Pesanggrahan Pakubuwana X merupakan sebuah tempat semedi yang berdiri sejak tahun 1938. Bangunan ini digunakan sebagai lokasi bertapa oleh Sunan Pakubuwana X. Setelah beliau tiada, kawasan tersebut dijadikan pusat rekreasi sejarah.

Beranjak ke makam Kyai Mlayopati, area wisata religi di objek wisata Deles Indah. Di sana, Anda dapat menyaksikan makam tokoh dari Kerajaan Mataram. Tulisan Jawa kuno yang masih dipertahankan di nisan merupakan daya tarik utamanya. Kemudian, ada Sendang Kali Reno, kolam kecil dengan mata air beraneka warna. Biasanya, sendang ini dipakai warga untuk memasak atau mandi.

Jika ingin melihat pohon-pohon bambu, Anda bisa masuk ke kawasan Bukit Pring Cendani. Di tempat ini terdapat jalan setapak menuju Gunung Merapi. Tidak jauh dari sini, ada Gua Sapuangin. Kedalamannya sekitar delapan meter.

Semula, Gua Sapuangin digunakan sebagai lokasi persembunyian tentara Jepang. Setelah kemerdekaan, tempat tersebut dijadikan objek wisata. Selain itu, ada Taman Nganjaran. Lanskap alam di sekitarnya sangat menakjubkan sehingga banyak yang memilih kawasan ini untuk berkemah.

4. Kali Pusur

Anda menyukai selancar di sungai? Objek wisata Kali Pusur Klaten bisa menjadi tempat terbaik untuk melakukan riverboarding. Lokasinya di Kecamatan Polanharjo, sekitar 60 menit perjalanan dari Kota Solo. Sebaiknya, gunakan moda transportasi pribadi agar mudah menjangkau kawasan sungai ini. Kalau memakai angkutan umum, pengunjung hanya diantar sampai Polanharjo.

Setelah turun di Polanharjo, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang ojek ke Dusun Jragan, Desa Wangen. Tempat ini merupakan basecamp Kali Pusur. Dari sini, pengunjung akan diantar ke start point. Namun, sebelumnya harus membayar biaya susur sungai. Tarifnya dihitung per rombongan, antara Rp40.000-Rp60.000.

Titik awal riverboarding berada di Dusun Ploso. Pengunjung akan melewati aksi terjun bebas dari air terjun setinggi 10 meter. Sampai di bawah, Anda harus menyusuri sungai dengan memakai ban. Hutan bambu, bebatuan, dan berbagai macam flora, merupakan pemandangan utama ketika menjelajahi Kali Pusur. Bagi yang tertantang untuk menguji adrenalin, bisa mendatangi kawasan ini kapan pun.

5. Umbul Jolotundo

Klaten memang identik dengan wisata air, salah satunya Umbul Jolotundo. Bertempat di Desa Karanganom, kawasan rekreasi ini membentang di area seluas 500 meter persegi. Terdapat tiga buah kolam renang dengan ukuran berbeda. Kedalamannya mulai dari 1 meter hingga 2 meter. Selain itu, tersedia lokasi pemandian yang luasnya 220 meter persegi.

Untuk menuju ke Umbul Jolotundo, bisa menumpang bus ke arah Klaten. Selanjutnya, perjalanan ke Desa Karanganom diteruskan dengan menyewa ojek. Jika membawa mobil atau motor pribadi, Anda dapat mengendarainya hingga ke tempat tujuan. Tiba di sana, semua pengunjung harus membeli tiket senilai Rp4.000 per orang serta membayar parkir Rp2.000 per unit kendaraan.

Soal fasilitas umum, Umbul Jolotundo telah dilengkapi tempat parkir, musala, kamar mandi, penginapan, dan warung. Bedanya umbul ini dengan lainnya, yakni terdapat ikan-ikan kecil dan bebatuan di dasar kolam pemandian. Pengunjung pun diperbolehkan menyelam ke dalamnya.

6. Umbul Kapilaler

Mulanya, Umbul Kapilaler hanya boleh digunakan untuk mandi kaum perempuan. Sejak dulu, kolam ini terkenal dengan pemandian putri. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak laki-laki yang ikut mencebur ke sumber air tersebut. Akhirnya, Umbul Kapilaler pun menjadi objek wisata underwater bagi semua gender.

Umbul Kapilaler terletak di Dukuh Umbulsari, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo. Jaraknya dari ibu kota Kabupaten Klaten sekitar 0,5 km dengan waktu tempuh kurang lebih 5 menit. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum yang tersedia di sana. Untuk memasuki objek wisata tersebut, pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.

Umbul yang membentang di lahan seluas 150 hektare ini menyuguhkan pemandian dengan air jernih. Kedalamannya mencapai 1,5 meter. Di bagian dasar kolam terdapat banyak ikan. Bahkan, isi di dalamnya terlihat dari luar karena saking beningnya. Tak hanya pengunjung yang tergiur berenang di sini. Warga sekitar pun kerap kali menggunakannya untuk mandi setiap pagi dan sore.

7. Umbul Ponggok

Indonesia harus bangga memiliki Umbul Ponggok Klaten. Objek wisata ini berhasil menyandang julukan Bunaken van Java dan menarik perhatian wisatawan mancanegara. Meskipun hanya sebuah pemandian, di dasarnya terdapat taman. Isinya berupa ikan beraneka warna, pasir, dan beberapa benda untuk berfoto. Tak perlu takut soal kedalaman karena Anda bisa memilih kolam yang sesuai.

Umbul Ponggok bisa ditempuh dari ibu kota Kabupaten Klaten dengan berkendara selama kurang lebih 5-10 menit. Jika Anda berangkat dari Yogyakarta, berarti harus menempuh 60 menit perjalanan. Moda transportasi umum yang disediakan antara lain, bus, angkutan umum, dan ojek. Supaya lebih aman, sebaiknya bawa kendaraan pribadi saja.

Tiket masuk ke Umbul Ponggok cukup terjangkau, sekitar Rp5.000 per orang. Biaya ini sudah termasuk renang dan menyelam di pemandian. Namun, untuk menyewa alat snorkeling, Anda mesti mengeluarkan kocek Rp5.000 sampai Rp10.000 per perlengkapan. Sebaiknya, masuk ke tempat rekreasi ini mulai pukul 07.00-17.00 WIB. Di luar jam tersebut, pengelola tidak melayani kunjungan.

8. Objek Wisata Mata Air Cokro

Sekitar 15 km dari Kota Solo, Anda akan menemukan tempat rekreasi air yang dikelilingi pemandangan menakjubkan. Itulah Objek Wisata Mata Air Cokro, berlokasi di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Kawasan tersebut berdiri di atas lahan 1,5 hektare. Kedalaman kolamnya kurang lebih 80 cm dengan lanskap bebatuan dan pasir di dasar air.

Dulu, tempat wisata ini dinamakan Umbul Ingas yang airnya bersumber dari pohon ingas. Umurnya sudah ratusan tahun sejak masa kolonial Belanda. Lambat laun, namanya berubah menjadi Umbul Cokro Tulung atau Mata Air Cokro. Kini, kawasan rekreasi ini tak hanya berwujud kolam pemandian. Pemerintah setempat telah menambahkan fasilitas lain, seperti jembatan gantung, taman air, waterboom, water sliding, flying fox, dan pancuran.

Akses ke objek wisata Mata Air Cokro sangat mudah. Alat transportasi darat, seperti bus dan angkutan umum, banyak yang melewati kawasan tersebut. Lokasinya tidak sulit untuk ditemukan karena berada di tepi Jalan Cokro, Klaten. Namun, sebelum memasuki Umbul Cokro Tulung, Anda harus memberikan sejumlah uang pembelian tiket. Tarif tiketnya sekitar Rp11.500 per orang.

9. Hutan Kota Gergunung

Hutan kota merupakan salah satu solusi untuk mengatasi efek pemanasan global. Adanya kawasan terbuka hijau ini menciptakan nuansa sejuk dan segar sepanjang hari. Udara yang tercemari asap kendaraan pun bisa tergantikan dengan pepohonan dan tanaman di dalamnya. Kira-kira, itulah gambaran Hutan Kota Gergunung di Klaten, primadona wisata alam di tengah perkotaan.

Hutan Kota Gergunung berlokasi di Jalan Ki Ageng Gribig Klaten Utara. Tempat rekreasi ini dibuat dengan tujuan mengenalkan beragam tumbuhan. Di sana pun terdapat tiruan rumah burung dan taman yang dilengkapi kursi. Soal parkir, tidak perlu khawatir karena tersedia lahan luas untuk menitipkan berbagai jenis kendaraan.

Pengunjung bisa datang kapan pun ke Hutan Kota Gergunung. Kawasan ini dibuka selama 24 jam. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya tiket saat memasuki area wisata tersebut.

10. Kawasan Pemancingan Janti

Anda suka memancing? Kawasan pemancingan Janti bisa menjadi pilihan lokasi terbaik. Di sana, tersedia puluhan tempat memancing, antara lain pemancingan 1000, 100, 55, Lumintu, Merapi Nurlinda, dan Sumber Rezeki. Semuanya berada di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Harga tiket masuk ke area ini sekitar Rp2.000 sampai Rp5.000 per orang.

Pemancingan 100 merupakan area terfavorit di Janti. Pasalnya, tak hanya kolam berburu ikan yang disuguhkan. Anda pun bisa melihat Pesawat Boeing 237 di halaman rumah. Kendaraan udara ini sudah tidak terpakai, lalu dibeli oleh pengelola pemancingan. Hingga kini, pesawat dijadikan panggung teater 3D. Untuk menikmati tontonan tersebut, pengunjung harus membayar Rp20.000 per orang.

Tidak ketinggalan, kolam renang juga menyempurnakan fasilitas di pemancingan 1000 Janti. Anak-anak diperbolehkan berenang di sini asalkan dalam pengawasan orang tuanya. Biaya tiket masuk ke sana sekitar Rp2.000 per orang. Anda bisa mengunjungi mulai pukul 07.00-17.00 WIB.

Perjalanan ke pemancingan Janti cukup mudah. Hampir semua moda melintasi area ini. Jika membawa kendaraan pribadi, Anda harus menghafal rutenya. Dari arah Kota Solo, arahkan setir ke Delanggu. Kemudian, ambil jalan ke kanan yang menunjukkan lokasi Janti.

11. Museum Gula Jawa Tengah

Pembangunan Museum Gula Jawa Tengah dimulai pada tahun 1982. Gedung bersejarah ini dijadikan lokasi penyimpanan benda kuno yang berhubungan dengan pabrik gula. Luas areanya mencapai 100 hektare dengan arsitektur khas Eropa. Beberapa koleksi yang terdapat di dalamnya antara lain, alat tradisional untuk tanam tebu, foto pabrik gula sejaka zaman Belanda, dan perlengkapan pertanian.

Museum Gula Jawa Tengah terbagi menjadi lima ruangan, yaitu wahana pameran, perpustakaan, musala, lavatory, dan auditorium. Masing-masing menyuguhkan pemandangan berbeda. Selain itu, pengunjung bisa melihat deretan lokomotif kereta api pengangkut tebu. Bentuk kereta ini sangat unik dan masih mempertahankan desain lamanya.

Tak perlu bingung mencari lokasi Museum Gula Jawa Tengah karena lokasinya di tepi jalan utama. Dengan menumpang bus jurusan Jogja-Solo, Anda bisa turun langsung di depan gedung ini. Soal tiket masuk, biayanya relatif murah sekitar Rp3.500 per orang. Biasanya, beroperasi mulai pukul 08.00 sampai 12.30 WIB.

12. Candi Plaosan

Plaosan merupakan candi peninggalan Hindu dan Budha. Kolaborasi arsitektur khas kedua agama ini, menciptakan tampian visual yang memukau. Pendirinya adalah Rakai Pikatan. Ia mempersembahkan bangunan ini untuk sang istri, Pramodawardhani. Kebenaran tersebut dibuktikan melalui sebuah prasasti mengenai sejarah Mataram kuno.

Candi Plaosan terdiri dari Plaosan Lor dan Kidul. Letak keduanya dipisahkan jalan setapak. Di bagian depan bangunan ini ada sebuah teras, lokasi semedi, dan selokan buatan. Masing-masing memiliki stupa, altar, dan relief. Total stupa di kawasan ini sekitar 116 buah.

Jalan menuju Candi Plaosan sudah diaspal. Jaraknya tidak jauh dari Candi Prambanan. Namun, tidak ada moda transportasi umum yang mengantarkan ke kawasan tersebut. Jadi, Anda harus membawa kendaraan pribadi untuk mencapai lokasinya. Harga tiket masuk ke sana sekitar Rp5.000 per orang. Jam operasionalnya setiap hari antara pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB.

13. Candi Merak

Pertama kali ditemukan pada tahun 1925, Candi Merak masih berupa reruntuhan di bawah pohon joho. Arca dan stupanya pun berserakan. Kemudian, mengalami pemugaran secara bertahap hingga tampilan visualnya seperti sekarang.

Candi peninggalan agama Hindu ini memiliki empat bagian, yaitu satu candi induk dan tiga perwara. Di dalamnya terdapat arca Ganesha, Durga, dan Lingga Yoni. Uniknya, keempat bangunan tersebut posisinya berhadapan, di timur dan barat. Masing-masing tingginya sekitar 12 meter.

Jika Anda memulai perjalanan dari jalur Yogyakarta, Candi Merak mudah ditemukan. Pastikan menumpang transportasi umum yang mengarah ke Klaten. Setelah menjumpai kantor pemerintah daerah, carilah tugu adipura. Lalu, ambil jalan ke kiri yang menunjukkan arah Gunung Merapi.

Sekitar 30 menit, Anda akan tiba di lokasi Candi Merak. Sebelum masuk, pastikan membeli tiket. Harganya hanya Rp1.000 per lembar. Kalau memerlukan pemandu wisata, biayanya ditambahkan menjadi Rp11.000. Kawasan ini dibuka selama 24 jam. Jadi, pengunjung bisa datang kapan pun.

14. Candi Sojiwan

Salah satu keunikan Candi Sojiwan adalah 20 relief yang menceritakan Jataka dari Negara India. Jataka merupakan serangkaian cerita kehidupan Sidharta Gautama. Selain kisah tersebut, terdapat dongeng dunia binatang yang memberikan pelajaran moral. Beberapa contoh fabelnya, antara lain kera dan buaya, tentang persaingan antara garuda dan kura-kura, serta kecerdikan si kancil.

Candi Sojiwan berlokasi di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten. Letaknya hanya 2,9 km dari Prambanan sehingga bisa ditempuh selama 8 menit dengan berkendara. Jalan menuju ke sana cukup memadai dan dapat dilewati mobil. Uniknya, saat tiba di pintu masuk, Anda tidak dimintai uang tiket.

Kalaupun ada biaya tiket, pengunjung diperkenankan membayar seikhlasnya saja. Namun, Anda wajib mengisi buku tamu. Candi peninggalan agama Buddha ini dibuka setiap Senin-Minggu pada pukul 08.00-17.00 WIB.

15. Candi Sewu

Berada di sebelah utara Candi Prambanan, bangunan ini menjadi peninggalan agama Buddha terbesar kedua di Indonesia. Pembuatannya dimulai pada abad ke-8 oleh Rakai Panangkaran. Kemudian, Rakai Pikatan memugar bentuknya sebagai hadiah untuk Pramodawardhani. Hal ini membuktikan bahwa keharmonisan masyarakat Indonesia sudah tertanam sejak dahulu kala. Tak peduli apa pun latar belakang agamanya.

Candi Sewu memiliki 1 bagian utama, 8 pengapit, dan 240 perwara. Jadi, totalnya ada 249 bangunan. Daya tarik utamanya adalah rancangan candi. Kolaborasi antara agama Buddha dan Hindu sangat terlihat dari wujudnya.

Objek wisata Candi Sewu aksesnya cukup mudah. Kawasan ini berdekatan dengan Prambanan. Untuk menuju ke sana, Anda harus naik Trans Jogja yang rutenya ke Jalan Candi Sewu. Sampai di jalan tersebut, pengunjung mesti berjalan kaki atau menyewa ojek. Soal tarif tiket masuk ke area rekreasi, hanya Rp5.000 per orang.

16. Candi Lumbung

Candi Lumbung berada di kompleks Prambanan. Bangunan ini adalah peninggalan agama Buddha. Terdapat 1 candi utama dan 16 perwara di halaman yang penuh dengan batu andesit. Sayangnya, bagian utamanya tinggal puing-puing. Bentuknya berupa poligon. Semua dinding candi dihiasi relief bergambar manusia.

Lokasi Candi Lumbung ada di pinggir jalan utama. Posisi ini mudah dicari dan ditemukan. Banyak kendaraan umum yang melintas di depannya, seperti Trans Jogja, Bus, dan ojek. Tiket masuk ke sana hanya Rp30.000 per orang. Itu pun sudah termasuk biaya wisata ke Candi Prambanan karena memiliki satu gerbang.

Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Candi Lumbung, yaitu pukul 06.00-17.00 WIB. Biasanya, tempat wisata ini dipadati pengunjung sekitar pukul 09.00 ke atas. Di hari libur, candi tetap beroperasi. Karena itu, tidak sedikit yang memilih kawasan ini sebagai destinasi liburan yang asyik.

17. Candi Bubrah

Bangunan bersejarah di Klaten memang tidak pernah habis. Setelah Prambanan, Lumbung, kini ada Candi Bubrah. Lokasinya berada di satu kompleks dengan Prambanan. Meskipun peninggalan agama Buddha, tak mengusik penganut Hindu yang sering melakukan ritual di kawasan tersebut.

Bentuk Candi Bubrah tak utuh sebagaimana Prambanan. Sisa-sisanya tinggal bagian kaki yang desainnya berantakan. Kalau diukur, tingginya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Diperkirakan umurnya telah mencapai puluhan abad. Pendiriannya kurang lebih pada abad ke-9.

Soal akses lokasi, tidak perlu bingung. Pasalnya, Candi Bubrah bertempat di jalan utama Jogja-Solo yang sudah pasti dilewati beragam moda transportasi. Layanan kunjungan di sana mulai dibuka pada pukul 06.00-17.00 WIB. Tarif tiketnya sekitar Rp30.000 untuk satu orang wisatawan domestik. Jika Anda datang dari luar negeri, tarifnya menjadi Rp200 ribuan rupiah.

18. Lepen Kencana

Kecamatan Polanharjo Klaten memang gudangnya wisata air, salah satunya Lepen Kencana. Kawasan ini merupakan taman rekreasi keluarga dan ramah anak. Beberapa wahana yang ada di tempat tersebut, antara lain jembatan goyang, slider, tubing anak, dan arena bermain. Di sana juga ada kolam pemandian dengan sumber air dari Sigedang.

Objek wisata Lepen Kencana memiliki daya tarik utama berupa aliran sungai yang jernih. Kawasan ini sudah dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti kamar mandi, tempat istirahat, warung makan, dan musala. Untuk parkir, Anda bisa memilih tempat yang nyaman di sekitarnya.

Lepen Kencana bisa ditempuh dengan berkendara dari Klaten selama kurang lebih 43 menit. Jika ingin naik alat transportasi umum, Anda bisa menggunakan bus atau angkutan umum. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek. Soal biaya tiket, tenang saja karena masuk ke sini tidak dipungut tarif apa pun. Murah, kan?

19. Umbul Tirto Mulyani

Wisata umbul di Klaten memang selalu memesona. Salah satu kawasan yang diminati banyak orang adalah Umbul Tirto Mulyani. Kolam pemandian ini diperuntukan khusus kaum perempun. Jadi, laki-laki dilarang memasuki tempat ini. Jika ingin berendam di satu kompleks, bisa masuk ke Umbul Tirto Mulyono yang berjarak 1 km dari sini.

Di sekitar umbul, terdapat bangunan-bangunan kuno. Mungkin, peninggalan di zaman kejayaan kerajaan Buddha. Hal ini ditandai dengan keberadaan patung Sidharta Gautama di pinggir pemandian. Selain itu, ada patung Linggga Yoni yang sangat biasa dijadikan tempat ritual.

Umbul Tirto Mulyani berdiri di atas lahan seluas 700 meter persegi. Kawasan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kolam renang kecil, remaja, dan dewasa. Masing-masing memiliki tingkat kedalaman berbeda. Airnya sangat bening karena berasal dari mata air. Untuk menikmati semua itu, Anda mesti membeli tiket seharga Rp3.000 per orang dan tarif parkir Rp1.000 per unit kendaraan.

Tempat wisata air yang satu ini bisa ditempuh selama 49 menit dari Kota Yogyarta. Jika melewati Solo, waktunya lebih lama, sekitar 1 jam lebih 50 menit. Moda transportasi umum yang melalui kawasan tersebut adalah bus. Lebih mudah lagi kalau memakai kendaraan pribadi. Selain aman, Anda pun leluasa pergi ke mana pun tanpa diburu jam.

20. Curug Gedangsari

Kurang lebih 35 km dari Kota Yogyakarta, terdapar Curug Gedangsari. Untuk mencapai tempat ini, Anda memerlukan waktu hanya satu jam dengan berkendara. Pertama, carilah arah jembatan Janti. Ikuti jalannya hingga ke Maguwo. Setelah itu, akan melintasi bandara, Kalasan, Stasiun Srowot Klaten, Pasar Wedi, dan terakhir Gedangsari. Sayangnya, moda transportasi tidak diperkenankan masuk ke kawasan umbul.

Setelah memarkirkan kendaraan, Anda harus berjalan melewati jalur setapak. Sekitar 15 menit, akan menemukan rimbunan pohon dan tumbuhan nan hijau. Di tengahnya terdapat air sungai yang tenang dan air terjun mini. Meskipun debitnya tidak besar, tetap cukup untuk mandi atau sekadar bermain di sana.

Tiket masuk ke Curug Gedangsari dibanderol dengan harga sekitar Rp5.000 per tiga orang. Semua itu sudah termasuk tarif ke area air terjun. Jika berkunjung saat musim hujan, Anda harus waspada. Pasalnya, bebatuan itu licin karena ditumbuhi lumut.

21. Waduk Rowo Jombor

Terletak di Desa Rakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Waduk Rowo Jombor menyuguhkan bentangan air seluas 198 hektare. Kemampuan menampung airnya sekitar 4 juta m3 dengan kedalaman mencapai 4,5 meter. Di sekitar waduk sudah dibangun tanggul yang lebarnya 12 meter dan panjang hingga 7,5 km.

Ada dua rute untuk mengunjungi Waduk Rowo Jombor, yaitu dari arah barat dan timur. Jika dari barat, berarti Anda harus melewati pertigaan Desa Sumberejo. Kemudian, mengambil arah ke kiri dan melalui Desa Danguran, Glodogan, Jimbung, dan Rowo Jombor. Sebaliknya, kalau lewat timur, akan melintas di depan Stasiun Kereta Api, By Pass, Terminal Klaten, dan Kelurahan Buntalan.

Untuk menginjakkan kaki di Waduk Rowo Jombor, setiap pengunjung harus membayar tiket Rp5.000 per orang. Tarif tersebut belum termasuk menikmati fasilitas warung apung. Namun, Anda bisa melihat keindahan rawa dan menjajal perahu kayu (rakit). Selain itu, pengunjung diperbolehkan memancing di kolam. Dengan syarat, ikannya yang sudah dipancing harus dibeli.

22. Keprabon

Ingin suasana baru dalam berekreasi? Anda bisa datang ke Desa Keprabon. Lokasinya di Kecamatan Polanharjo. Dapat ditempuh dengan waktu sekitar 45 menit dari Klaten. Kawasan tersebut berdekatan dengan kompleks pemancingan Janti dan Umbul Ingas. Desa wisata ini memiliki suasana tenang dan hening. Udaranya pun sejuk, kadang kala cenderung dingin.

Memasuki kawasan Keprabon tidak dipungut biaya apa pun, kecuali jika ingin membeli cendera mata. Desa ini dibuka untuk umum setiap hari, tanpa batas waktu. Di sana, tersedia berbagai jenis kerajinan. Di antaranya yang paling tersohor adalah tanduk kerbau dan penyu. Jumlah pengrajin tanduk di Keprabon kurang lebih 20 orang. Di samping itu, terdapat wayang yang harganya dibanderol hingga satu juta rupiah.

23. Taman Lampion Klaten

Mendengar kata lampion, mungkin tebersit jumlah dan bentuknya di taman tersebut. Namun, ternyata, tidak ada lampion di sana. Nama ini diambil karena desain tamannya mirip seperti di Cina. Di tengah taman terdapat kolam luas dengan air pancuran yang indah. Ada pula kawasan jogging dan walking di pinggiran kolam.

Lokasi Taman Lampion berdekatan dengan rumah susun. Untuk memasuki kawasan ini, Anda tidak perlu mengeluarkan uang seperak pun. Taman tersebut memang disediakan untuk tempat menenangkan diri seusai beraktivitas seharian. Waktu berkunjung ke sana yang tepat, yaitu sekitar pukul 16.00 WIB.

Masalah transportasi, tidak perlu diragukan lagi karena kawasan Taman Lampion berada di pusat kota. Anda bisa naik semua bentuk kendaraan, seperti bus, angkutan umum, dan ojek. Mudah, bukan?

24. Waterpark Galuh Tirtomolo

Waterpark Galuh Tirtomolo merupakan kolam pemandian yang lokasinya berdekatan dengan Candi Prambanan. Kawasan ini bisa dijangkau dengan berkendara selama kurang lebih 30 menit dari pusat kota. Akses ke sana cukup mudah karena dilalui kendaraan umum.

Arena Waterpark Galuh Tirtomolo memiliki beberapa wahana, antara lain kereta wisata, bom-bom car, komidi putar, arena berkuda, mobil trex, dan flying fox. Adapun kolam renang Tirtomolo terdiri dari kolam seluncur, air mancur, taman air, kuda laut, dan songsong gora. Nah, jika membawa balita, di sini juga tersedia kolam khusus anak-anak.

Kawasan wisata Tirtomolo dibuka mulai pukul 17.30 WIB. Untuk menikmati fasilitas di area ini, tiketnya hanya Rp10.000 per orang. Tarif tersebut sudah termasuk biaya berenang di seluruh jenis kolam. Namun kalau ingin mencicipi wahana lainnya, Anda harus membeli tiket lagi. Harga tiket per wahana antara Rp3.500 sampai dengan Rp25.000, kecuali di hari libur yang bisa mencapai Rp30.000 per orang.

25. Bukit Sidoguro

Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri kalau ingin melihat indahnya bukit Teletubbies. Di Klaten pun ada kawasan sejenis. Namanya Bukit Sidoguro, terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Untuk mencapai tempat tersebut, dari Yogyakarta, ambil arah Stasiun Klaten. Kemudian, belok kanan di lingkaran tugu putih. Itulah jalan menuju Desa Krakitan

Keunikan Bukit Sidoguro adalah padang savana hijau yang menyegarkan mata. Pengunjung bisa mendapatkan latar belakang foto terbaik saat di puncak bukit. Tebing bebatuan dan satu-satunya rumah di atasnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dari sini, Anda juga dapat menyaksikan keindahan panorama waduk rowo jombor.

Tarif tiket masuk ke Bukit Sidoguro tergolong sangat murah, hanya Rp5.000 per orang. Jika membawa kendaraan pribadi, Anda harus memarkirkan di bawah dengan biaya Rp2.000 per unit motor. Setelah area parkir, pengunjung mesti melewati jalan setapak untuk menuju puncak bukit.

26. Umbul Manten

Adanya Umbul Manten tidak terlepas dari mitos yang beredar di tengah masyarakat. Konon, asal mula namanya diambil dari kisah sepasang pengantin. Suatu hari, mereka melanggar larangan orang tuanya untuk berdiam di rumah ketika maghrib. Kemudian, keduanya berjalan ke arah umbul dan terpisah di sana. Hingga kini, pengantin itu tak pernah bertemu lagi.

Namun, itu hanya mitos. Sejatinya, Umbul Manten merupakan sumber air yang sering digunakan untuk acara siraman. Prosesi tersebut biasa dijalankan sebelum pernikahan. Salah satu keunikan di tempat ini adalah kebeningan airnya bak kaca. Dari atas pun terlihat isi di dalamnya.

Penasaran dengan Umbul Manten? Anda bisa pergi ke sini dengan mengemudi kendaraan pribadi. Letaknya ada di Dusun Janti, Kecamatan Polanharjo. Tempat ini pun dapat diakses alat transportasi umum, seperti ojek dan angkutan.

Setiap pengunjung yang akan memasuki kawasan Umbul Manten, wajib membeli tiket seharga Rp2.000 per orang. Dengan tarif tersebut, wisatawan diperkenankan menikmati kesegaran air kolam sepuasnya. Namun, di sini tidak ada fasilitas seperti di kolam renang lain, misalnya tubing, ban, atau slider.

27. Curug Bayat

Berwisata ke curug memang sangat menyenangkan. Embusan angin disertai udara sejuk membuat hati semakin nyaman dan tenang. Pemandangan bebatuan dan beragam tumbuhan hijau menjadi pesona tak terlupakan. Apalagi diiringi derasnya air terjun, tentu ingin berdiam lama di sana. Itulah gambaran suasana di Curug Bayat Klaten.

Curug Bayat terletak di Desa Tegalrejo, Gedangsari. Akses ke tempat ini cukup mudah dan sepi. Tidak ada angkutan umum yang berlalu lalang di sana. Kalau ingin cepat sampai ke lokasi air terjun, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Jalan menuju ke curug sudah diaspal. Namun, harus tetap berhati-hati karena banyak tanjakan curam.

Untuk menikmati panorama di Curug Bayat, tidak usah merogoh kantong terlalu dalam. Hanya dengan Rp2.000-Rp3.000, pengunjung sudah bisa memasuki kawasan wisata tersebut. Semua orang diperbolehkan datang kapan pun ke sini karena dibuka setiap hari selama 24 jam. Sebaiknya berkunjung pada pagi hingga sore hari supaya keindahan air terjunnya terlihat jelas.

28. Desa Wisata Bulus Jimbung

Klaten tak melulu menyuguhkan wisata air. Kabupaten ini pun memiliki sejumlah desa wisata, salah satunya Bulus Jimbung. Kawasan tersebut sarat dengan religi sekaligus mistis. Sisi spiritual di sana tecermin dari perayaan Idulfitri dan setelah puasa ramadan berakhir. Sementara segi mistisnya terbangun dari mitos Kyai dan Nyai Poleng.

Konon, banyak orang yang meminta harta kepada keduanya. Lalu, mereka pun mengubah wujud orang tersebut menjadi bulus jimbung. Namun, sebelumnya, orang yang bersangkutan harus bertapa dan berpuasa di sebuah rumah yang berdiri di atas bukit karst. Namanya rumah demit.

Terlepas dari mitos, Desa Wisata Bulus Jimbung memiliki daya tarik alam yang menakjubkan. Di sana, pengunjung bisa melihat lanskap sawah berlatar belakang pegunungan. Di samping itu, para pendatang dapat menyaksikan beragam aktivitas di pedesaan, seperti bertani, beternak, dan ritual keagamaan menjelang lebaran.

Tidak ada biaya tiket untuk memasuki kawasan Bulus Jimbung. Desa ini pun mudah ditemukan. Namun, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Pasalnya, jalan menuju ke sana belum bisa dijangkau transportasi umum.

29. Gua Suran

Beranjak ke Jatinom, Klaten, Anda akan menemukan Gua Suran. Bentuknya berupa huruf L dengan kedalaman sekitar 4 meter. Dulunya, tempat ini dijadikan lokasi bertapa Kyai Ageng Gribig. Kini, ritual tersebut tergantikan oleh kegiatan pembagian apem setiap bulan Safar.

Akses ke Gua Suran sangat mudah. Anda bisa naik bus hingga ke Klaten. Dari Klaten, perjalanan diteruskan menggunakan ojek atau mobil sewaan. Setelah tiba di tempat wisata, pengunjung harus membeli tiket senilai Rp3.000 sampai Rp5.000. Jam operasional di kawasan wisata ini tidak ditentukan. Jadi, boleh datang kapan pun.

30. Watu Prau

Watu Prau berada di Kecamatan Bayat. Jarak tempat wisata ini dari Klaten sekitar 15 km. Perjalanan bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi atau bus. Letaknya di areal perbukitan sehingga lanskap alamnya sangat mengagumkan. Sayangnya, tidak ada informasi yang valid mengenai harga tiket masuk ke sana.

Asal mula Watu Prau kerap kali dikaitkan dengan legenda Roro Denok dan Joko Tua. Ceritanya, Roro Denok ingin menolak secara halus lamaran Joko Tua. Ia mengajukan syarat pernikahan kepada Joko Tua, yaitu harus membuatkan perahu dalam waktu semalam. Usaha tersebut lantas digagalkan oleh Roro Denok sehingga Joko Tua menjadi murka. Saat itulah dia menendang perahunya sampai menelungkup.

Itulah 30 tempat wisata di Klaten yang bisa dikunjungi. Tertarik, bukan? Mulai sekarang persiapkan bujetnya agar bisa menyambangi semua kawasan rekreasi tersebut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel