60 Tempat Wisata Terbaik di Magelang Yang Direkomendasikan Untuk Liburan Anda


Destinasi seperti Bali, Lombok, Malang, atau Yogyakarta pasti sudah sering Anda kunjungi untuk mengisi waktu liburan. Terang saja, destinasi tersebut memiliki beragam tempat wisata yang sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan. Namun, pernahkah Anda berkunjung ke Magelang?

Jika ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata banyak sekali tempat wisata di Magelang yang tak kalah menariknya seperti Bali maupun Lombok, mulai dari kuliner, budaya, sejarah, hingga wisata alam. 
  
Wisata di Magelang
Berikut destinasi wisata yang akan Anda temui di Kota Harapan yang terkenal akan kuliner tahu kupatnya.

1. Gereja Ayam

Destinasi satu ini menjadi populer berkat film Ada Apa Dengan Cinta 2. Seperti namanya, gereja ini memang berbentuk menyerupai ayam yang sedang duduk dengan mahkota di atas kepalanya. Gereja ayam ini berada di satu lokasi dengan Bukit Rhema dan menjadi salah satu gereja yang unik karena bentuknya.

Ada 4 tingkatan yang akan Anda temui di dalam Gereja Ayam ini. Tingkatan pertama adalah langit-langit gereja yang menampilkan ruangan gereja secara keseluruhan. Lalu, ada leher ayam di tingkatan kedua, dan paruh ayam bergincu di tingkat tiga. Di tingkat teratas, mahkota ayam menawarkan pemandangan alam yang lebih luas lagi di sekitar bangunan.

Lokasi Gereja Ayam ada di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Sekitar 2,5 kilometer di sebelah barat Candi Borobudur. Harga tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.

Gereja Ayam buka setiap hari mulai pukul 05.00 – 17.00 WIB

2. Candi Borobudur

Candi Borobudur menjadi salah satu tempat wisata di Magelang yang menjadi destinasi favorit wisatawan, terutama wisatawan asing. Didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh Wangsa Syailendra, Candi Borobudur menjadi salah satu dari 7 Keajaiban Dunia.

Di dalam Candi Borobudur, terdapat arca Buddha sebanyak 504 buah. Selain itu, terdapat satu stupa terbesar di puncak bangunan yang sekaligus berfungsi sebagai mahkota candi. Di sekeliling mahkota terdapat 72 stupa dalam tiga baris melingkar dengan arca di dalamnya. Konon katanya, jika bisa menyentuh tangan arca, apa pun keinginan Anda akan terpenuhi.

Lokasi Candi Borobudur ada di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Menuju lokasi bisa dengan bus kota Magelang-Borobudur atau dengan kendaraan pribadi. Harga tiket masuk sebesar Rp40.000 untuk wisatawan lokal, Rp20.000 untuk pelajar dan anak usia 4 – 6 tahun, dan USD25 untuk wisatawan mancanegara. Candi Borobudur buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.

3. Taman Kyai Langgeng

Taman Kyai Langgeng merupakan taman edukasi dan rekreasi untuk keluarga. Taman wisata ini diberi nama sesuai dengan nama pejuang kemerdekaan pada masa pertempuran Pangeran Diponegoro yang dimakamkan di area taman. Dibangun di atas tanah seluas 5 ha, Anda bisa menjajal segudang wahana permainan dan fasilitas sambil menikmati pemandangan alam hutan buatan yang memesona.

Selain berwisata alam, Anda juga bisa mengajak anak-anak untuk menjajal wahana air, permainan, edukasi, petualangan, hingga wisata religi. Beberapa wahana di taman ini akan dikenakan biaya kontribusi tambahan dan tidak termasuk dalam tiket, seperti kolam renang, water ball, flying fox, dan lainnya.

Lokasi Taman Kyai Langgeng ada di Jl. Cempaka No. 6 Kota Magelang. Dari Artos Magelang, ambil arah kiri dan ikuti petunjuk jalan. Harga tiket masuk sebesar Rp20.000 untuk hari kerja, dan Rp25.000 untuk akhir pekan dan hari libur. Taman Wisata Kyai Langgeng buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB.

4. Bukit Tidar

Bukit Tidar disebut-sebut sebagai “Pakunya tanah Jawa”, dan menjadi tempat berlatih Akademi Militer. Beberapa sumber menyebutkan bahwa nama tidar yang diberikan memiliki arti “mati” atau “modar” dalam Bahasa Jawa. Pada jaman dahulu, jika orang mengunjungi bukit ini selalu mati atau modar.

Suasana Bukit Tidar sendiri masih sangat asri dan alami, karena dikelilingi oleh pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Di sini, Anda bisa menemukan makam dari Syaikh Subakir yang konon dipercaya sebagai penakluk dari Bukit Tidar. Di sini juga dimakamkan Kyai Sepanjang, yang tak lain adalah tombak sepanjang 7 meter milik Syaikh Subakhir.

Makam terakhir yang akan Anda jumpai adalah makan Kyai Semar, yang dipercaya sebagai jin penunggu Bukit Tidar. Selain makam, Anda juga akan mendapati lapangan luas dengan tugu bersimbol huruf Sa yang dipercaya sebagai Pakunya Tanah Jawa.

Bukit Tidar berlokasi di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan. Mengelilingi ruas Jl. Pemuda, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Sarwo Eddie, dan Jl. Gatot Subroto. Dari Terminal Magelang menuju ke perkampungan Barakan di belakang terminal. Tiket masuk gratis. Tidak ada batasan jam berkunjung, tetapi sebaiknya tidak lebih dari pukul 17.00 WIB.

5. Candi Pawon

Candi Pawon ditemukan di antara semak-semak dalam keadaan rusak pada awal abad ke-20, kemudian mulai dipugar kembali pada tahun 1903. Nama Pawon menurut Bahasa Jawa berarti dapur, tetapi dari mana asal nama Candi Pawon ini tidak diketahui asal mulanya.

Salah satu ahli arkeologi, J.G. de Casparis menuturkan bahwa Candi Pawon dulunya digunakan untuk tempat perabuan salah satu raja dari Dinasti Syailendra. Namun, tidak terdapat arca Buddha untuk menguatkan pernyataan tersebut. Sebagai gantinya, di bagian dinding luar Candi Pawon dihias dengan pohon hayati yang menjadi simbol kalpataru. Hiasan pohon ini diapit oleh pundi-pundi juga makhluk berkepala manusia dengan badan burung atau Kinara-Kinari.

Lokasi Candi Pawon ada di Dusun Brojonalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Tepatnya di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Berkendara sejauh 1.7 kilometer arah timur dari Candi Borobudur atau sekitar 1.2 kilometer arah barat dari Candi Mendut. Tiket masuk sebesar Rp1.800 untuk wisatawan lokal dan Rp3.300 untuk wisatawan asing. Candi Pawon buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.

6. Candi Mendut

Berdekatan dengan Candi Pawon, Anda bisa menemukan Candi Mendut. Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1836 dalam keadaan runtuh. Ketika disusun kembali untuk dilakukan pemugaran, bagian atap Candi Mendut tidak pernah ditemukan.

Menurut catatan ahli arkeologi J.G. de Casparis, Candi Mendut dibangun oleh Dinasti Syailendra pada masa pemerintahan Raja Indra tahun 824 Masehi. Berdasarkan isi dari Prasasti Karangtengah di tahun yang sama, disebutkan bahwa Raja Indra telah mendirikan satu bangunan suci bernama Wenuwana yang artinya hutan bambu. Arti kata Wenuwana inilah yang dinyatakan oleh Casparis sebagai asal dibentuknya Candi Mendut.

Di dalamnya, Anda bisa melihat 3 buah arca, yaitu arca Dhyani Buddha Wairocana yang diimpit oleh Boddisatwa Awalokiteswara dan Wajrapani. Di tepi tangga, terdapat relief yang menggambarkan kisah Pancatantra dan Jataka.

Lokasi Candi mendut ada di Jl. Mayor Kusen, Kota Mungkit, Kabupaten Magelang. Tepatnya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Anda akan membayar biaya kontribusi sebesar Rp5.000. Candi Mendut buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.

7. Candi Ngawen

Sekilas, tempat wisata di Magelang ini mirip dengan candi Hindu karena memiliki struktur bangunan yang meruncing yang menjadi ciri khas candi Hindu. Namun, jika dilihat lebih teliti, terdapat stupa dan undakan yang menjadi simbol utama semua candi Budhha. Ditambah lagi dengan ditemukannya patung arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa pada candi nomor II.

Terdiri dari candi-candi kecil berjumlah 5 buah, Candi Ngawen lagi-lagi diperkirakan dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke-X Masehi. Keunikan yang dimiliki Candi Ngawen adalah adanya patung singa berjumlah 4 buah di sudut-sudut candi nomor II dan IV. Dari kelima candi, hanya candi nomor II dan IV saja yang memiliki struktur bangunan yang sama. Selain patung singa di bagian sudut, adanya patung singa penopang candi menjadi keunikan lain dari Candi Ngawen yang bisa Anda temukan.

Candi Ngawen berlokasi di Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Tepatnya sekitar 5 kilometer dari arah Yogyakarta sebelum Candi Mendut. Tidak ada biaya masuk. Candi Mendut buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.

8. Candi Canggal

Disebut juga Candi Gunung Wukir atau Shiwalingga. Candi ini merupakan salah satu candi Hindu. Sesuai dengan isi Prasasti Canggal yang ditemukan di halaman candi pada tahun 1879, Candi Canggal berdiri di zaman Kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun 732 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Sanjaya. Prasasti yang ditulis dalam Bahasa Sansekerta inilah yang menjadi sumber utama asal usul berdirinya Candi Canggal.

Selain isi dari Prasasti Canggal, 3 buah arca di bagian depan Candi Canggal juga menjadi penanda bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Ketiga arca tersebut adalah Nandi atau lembu betina, Lingga sebagai lambang Dewa Siwa, dan Yoni. Di pelataran Candi Canggal, Anda bisa menemukan 4 buah candi yang terdiri dari 3 candi perwira dan 1 candi utama (Candi Canggal itu sendiri).

Lokasi Candi Canggal ada di Dusun Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Tepatnya di atas Bukit Wukir, lereng barat Gunung Merapi. Menggunakan angkutan umum menuju Kecamatan Ngluwar sampai Desa Kadiluwih, Dusun Canggal. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju bukit. Tanpa biaya masuk dan batasan jam pengunjung, namun sebaiknya tidak berkunjung di atas pukul 17.00 WIB karena akses jalan yang cukup sulit menuju candi.

9. Candi Selogriyo

Candi Selogriyo juga merupakan candi bercorak Hindu yang dibangun sekitar abad ke-8 Masehi. Menurut beberapa sumber, Candi Selogriyo dibuat pada masa yang sama dengan candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Meskipun ditemukan dalam keadaan runtuh, masih terlihat dengan jelas adanya 5 arca di candi tersebut, yaitu arca Ganesha, Durga, Agastya, Nandiswara, dan Mahakala.

Salah satu keunikan dari Candi Selogriyo ini adalah puncaknya yang berbentuk buah keben, yang disebut Amalaka. Candi yang digunakan sebagai tempat menyepi para raja Hindu ini memiliki pancuran air yang konon katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat awet muda.

Tempat wisata di Magelang ini berlokasi di Dusun Campurrejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Arah terdekat adalah rute jalur Magelang-Bandongan dengan patokan Pasar Bandongan. Dari sini, ikuti papan petunjuk arah menuju candi. Tanpa biaya masuk dan batasan jam berkunjung, namun tidak lebih dari pukul 17.00 WIB setiap harinya.

10.  Candi Lumbung

Tidak ada sumber yang menceritakan asal usul nama candi Buddha ini, tetapi bentuk candi yang menyerupai lumbung padi menjadikan masyarakat memberi nama candi ini Lumbung. Dan hingga kini, tempat wisata di Magelang ini dikenal dengan nama Candi Lumbung.

Candi Lumbung merupakan gugusan candi sebanyak 17 bangunan, dengan 1 candi utama yang dikelilingi oleh 16 candi perwira. Bangunan candi utama memiliki bentuk poligon dengan 20 sisi, yang sayangnya, kini hanya bersisa reruntuhannya saja. Di dinding luarnya, Anda bisa melihat lukisan sepasang manusia dalam ukuran yang nyata, yang bernama Kuwera dan Hariti.

Keenam belas candi perwira yang mengelilingi candi utama menghadap seluruhnya ke candi utama. Perbedaan candi perwira dengan candi utama bisa Anda lihat pada dinding candi perwira yang tanpa hiasan apa pun. Candi Lumbung ini merupakan salah satu bagian dari Candi-Candi Sengi.

Lokasi Candi Lumbung ada di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawwangan, Kabupaten Magelang. Tepatnya, candi ini terletak di tepi Kali Apu, lereng sisi barat Gunung Merapi. Anda bisa menuju ke lokasi dengan mengambil rute Yogyakarta-Magelang menuju Ketep melalui Blabak. Tiket masuk ke candi adalah sebesar Rp10.000 per orang. Candi Lumbung buka mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB setiap harinya.

11.  Candi Gunung Sari

Kabarnya, Candi Gunung Sari adalah situs candi Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa. Lokasinya yang berada di gunung membuat tempat wisata di Magelang ini tak banyak diketahui masyarakat. Setelah berjalan kaki melewati sawah-sawah dengan pemandangan alam yang segar selama 20 menit, Anda bisa menemukan situs bangunan bersejarah ini.

Namun sayangnya, hanya reruntuhan bebatuan yang tersisa dari candi ini. Bahkan, tidak diketahui seperti apa bentuk asli dari candi Hindu ini. Namun, dari serakan dan tumpukan bebatuan, diperkirakan Candi Gunung Sari memiliki candi utama dan beberapa candi perwira di sekelilingnya. Menurut warga setempat, masih banyak reruntuhan yang terpendam di dalam tanah dan belum ditemukan.

Candi ini ada di puncak Gunung Sari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Hanya satu jam perjalanan dengan kendaraan dari Candi Borobudur. Karena belum terjamah, Anda tidak akan dipungut biaya apa pun ketika berkunjung. Namun, karena akses berupa jalan setapak melewati sawah menuju gunung, jangan berkunjung lebih dari pukul 17.00 WIB.

12.  Candi Losari

Candi Losari baru ditemukan pada tahun 2004 silam. Kabarnya, dahulu lokasi keberadaan candi ini terkubur oleh lahar letusan Gunung Merapi sekitar tahun 900-an Masehi. Beratus tahun kemudian, seorang pemilik kebun salak bernama Badri menggali parit dan menemukan bebatuan yang diduga reruntuhan Candi Losari.

Candi Losari memiliki satu candi utama dan 3 candi pendamping. Namun, yang membuat Candi Losari menjadi unik adalah lokasinya yang terbenam air. Bahkan, air yang menggenangi pelataran candi bisa mencapai 2 – 3 meter. Air ini bukan berasal dari air hujan, melainkan dari sumber mata air yang menjadi satu dengan bangunan candi.

Berdasarkan bentuk dan ukiran yang terdapat pada bebatuannya, diperkirakan Candi Losari adalah candi Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan Hindu, kira-kira abad ke-7 Masehi. Selain itu, penemuan Candi Losari ini disinyalir masih ada kaitannya dengan isi Prasasti Canggal yang kebetulan berlokasi tak jauh dari candi ini.

Tempat wisata di Magelang ini berlokasi di Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Dari Jembatan Krasak yang merupakan jembatan pembatas wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, sekitar 300 meter, aka nada petunjuk jalan ke lokasi candi. Karena belum resmi dibuka, mengunjungi candi ini tidak dipungut biaya. Anda bisa berkunjung mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB setiap harinya.

13.  Candi Asu Sengi

Candi ini sebenarnya bukan bernama Asu Sengi. Bahkan, nama dari candi ini belum diketahui. Awalnya, warga sekitar melihat adanya patung lembu atau Nandi rusak yang menyerupai anjing. Akhirnya, warga memutuskan memberi nama Asu (yang berarti anjing dalam Bahasa Jawa), dan Sengi kepada candi ini. Nama Sengi sendiri diambil dari nama desa dimana candi ini ditemukan.

Kabarnya, Candi Asu Sengi merupakan salah satu bangunan yang ditinggalkan oleh Kerajaan Mataram Kuno keturunan Sanjaya. Sama seperti kebanyakan candi Hindu lainnya, di dinding Candi Asu Sengi juga terdapat banyak relief Kinara-Kinari.

Di lingkungan candi, ditemukan beberapa prasasti, seperti Prasasti Sri Manggala I dan Sri Manggala II yang dibuat pada tahun 874 dan 876 Masehi. Lalu ada juga Prasasti Kurambitan yang menuliskan bahwa Candi Asu Sengi dibangun sekitar tahun 869 Masehi, tepatnya saat Rakai Kayuwangi dari Sanjaya sedang berjaya. Selain itu, diceritakan pula bahwa Candi Asu Sengi digunakan sebagai tempat suci untuk pemujaan.

Candi Asu Sengi berlokasi di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Tepatnya di sebelah barat lereng Gunung Merapi, di tepi Sungai Tlingsing Pabelan, sekitar 25 kilometer arah timur laut dari Candi Borobudur. Tak jauh dari Candi Asu, Anda bisa mengunjungi Candi Pendem dan Lumbung. Anda bisa berkunjung mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan mempersiapkan biaya kontribusi kira-kira Rp.10.000.

14.  Pemandian Air Hangat Candi Umbul

Di Candi Umbul, Anda tidak hanya akan disuguhkan dengan megahnya candi Hindu bekas Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun pada abad ke-9 Masehi silam, Anda juga bisa menikmati mandi air hangat di kolam candi. Konon katanya, dahulu kolam air hangat ini digunakan putri raja untuk membersihkan diri setelah melaksanakan ritual di Candi Borobudur.

Asal nama Umbul pada candi ini adalah karena munculnya gelembung udara dari dasar kolam. Dalam Bahasa Jawa, kata ‘umbul’ berarti muncul. Kolam pemandian Candi Umbul dibagi 2, kolam air hangat dan kolam air biasa. Di sekitar lokasi pemandian, Anda bisa menemukan batuan bekas reruntuhan Candi Umbul. Sementara fondasi sesungguhnya dari candi Hindu ini masih terpendam.

Candi Umbul berlokasi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, berdampingan dengan Curug Sekar Langit dan Telaga Bleder. Dari Kota Magelang, ambil jalur Magelang-Semarang sampai Secang. Cari petunjuk arah menuju Grabag, dan ikuti petunjuk tersebut. Tempat wisata di Magelang ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB dengan biaya kontribusi kira-kira Rp10.000 per orang.

15.  Ketep Pass

Objek wisata yang dahulu bernama Gardu Pandang Ketep ini dibangun di atas lahan seluas 8000 meter persegi. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan alam yang memukau sambil menjajal aneka jajanan khas, seperti jagung bakar dan susu jahe panas.

Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, kini di Ketep Pass juga dibangun beberapa fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas gunung, misalnya Museum Vulkanologi. Di museum ini, Anda bisa melihat segala aktivitas Gunung Merapi. Ada juga bioskop berukuran mini yang menayangkan sejarah Gunung Merapi, Teropong, perlengkapan Pancaarga atau Lima Gunung, dan Gardu Pandang.

Ketep Pass berlokasi di Jl. Ketep, Sawangan, Magelang, sekitar 30 kilometer dari Kota Magelang dan Candi Borobudur. Jika dari arah Salatiga dan Boyolali, Anda bisa menuju lokasi melalui Desa Kaponan atau Kopeng. Tiket masuk ke lokasi dan museum sebesar Rp7.500/orang. Tiket bioskop Rp7.000/orang. Tiket teropong Rp3.000/orang. Tiket untuk wisatawan asing USD. 3 sudah termasuk segala fasilitas. Fasilitas bioskop dan museum hanya buka hingga pukul 17.00 WIB, namun Anda bisa tetap bisa berada di area gardu pandang hingga 24 jam.

16.  Air Terjun Kedung Kayang

Air Terjun Kedung Kayang tidak hanya menyuguhkan Anda dengan keindahan alamnya, tetapi juga hal-hal unik lainnya, seperti mitos dari tempat wisata di Magelang ini. Salah satu keunikannya adalah adanya 3 sumber mata air yang mengalir dari retakan batu-batu besar. Selain itu, kabarnya, di belakang air terjun ini ada sebuah gua untuk tempat bertapa.

Kabarnya, nama Air Terjun Kedung Kayang ini berasal dari 3 orang Empu bernama Empu Putut, Empu Khalik, Empu Panggung. Ketiga Empu ini kabarnya dahulu tinggal di lokasi air terjun ini. Setelah mengadakan sayembara lempar telur, katanya, tiga cangkang telur yang pecah kemudian berubah menjadi sumber mata air terjun ini.

Air Terjun Kedung Kayang berlokasi di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, sekitar 3 kilometer dari Objek Wisata Ketep Pass. Setelah sampai di pintu masuk, Anda bisa berjalan menuju lokasi selama 20 menit. Harga tiket masuk ke lokasi sebesar Rp2.500, dan objek wisata ini buka mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB.

17.  Air Terjun Sekar Langit

Beberapa sumber menyatakan, Air Terjun Sekar Langit memiliki kaitan yang erat dengan legenda Nawangwulan. Menurut cerita, Nawangwulan yang turun ke bumi dan sedang mandi, kehilangan selendangnya yang kala itu dicuri oleh Jakatarub yang membuatnya tak bisa kembali ke Kahyangan.

Cerita legenda tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata di Magelang ini. Di bawah air terjun terdapat sebuah telaga yang katanya merupakan tempat Nawangwulan mandi. Ditambah lagi, pesona alam dan udara yang masih alami akan menemani perjalanan Anda menuju ke lokasi air terjun.

Berada di Desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Air Terjun Sekar Langit bisa diakses dari Kota Salatiga maupun Kota Magelang. Ambil arah Secang menuju Grabag hingga menemukan Pasar Grabag. Lalu, ambil arah menuju Grabag-Ambarawa dan ikuti petunjuk jalan. Sediakan Rp10.000 untuk biaya kontribusi ke lokasi. Air Terjun Sekar Langit buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB.

18.  Air Terjun Silawe

Nama Air Terjun atau Curug Silawe mungkin belum terdengar familier, karena memang objek wisata ini belum banyak didatangi wisatawan. Meskipun lokasinya berdekatan dengan Air Terjun Kedung Kayang dan Gardu Pandang Ketep Pass, akses jalan yang cukup sulit membuat air terjun ini belum terjamah.

Nama Silawe dari curug ini berasal dari penemuan sarang laba-laba ketika sedang membuka area ini menjadi tempat wisata di Magelang. Di lokasi, ada satu lagi curug yang berdampingan dengan Curug Silawe, yaitu Curug Sigong yang tak kalah memukaunya dengan Curug Silawe. Selama perjalanan menuju lokasi, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan alam berupa persawahan luas yang terhampar indah.

Curug Silawe berlokasi di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Tepatnya, curug ini berada tepat di sebelah selatan lereng Gunung Sumbing. Akses menuju lokasi juga melewati jalan ke Candi Borobudur yang dilanjutkan dengan melewati jalan Salam-Purworejo. Setelah menemukan persimpangan, ambil rute menuju Kecamatan Kajoran hingga jalan berubah mengecil dan rusak. Lokasi ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan biaya masuk sebesar Rp4.000/orang.

19.  Kali Progo

Selain kaya akan wisata sejarah, Kota Magelang juga terkenal akan wisata arung jeram atau biasa disebut rafting. Salah satunya adalah arung jeram di Kali Progo. Bersumber dari lereng Gunung Sumbing yang mengalir ke arah tenggara, bagian hulu sungai ini banyak memiliki jeram yang memacu adrenalin. Didukung oleh pemandangan alam yang memukau, Kali Progo menjadi lokasi rafting favorit para wisatawan.

Lokasi Kali Progo juga berada di satu wilayah yang sama dengan Taman Wisata Kyai Langgeng. Anda bisa menghubungi jasa penyedia layanan rafting jika ingin menjajal menaklukkan jeram Kali Progo ini.

20.  Kali Elo

Tak hanya Kali Progo saja yang memiliki jeram yang mendebarkan, Kali Elo juga menawarkan pengalaman serupa yang tentunya sangat memacu adrenalin Anda. Di Kali Elo, Anda juga bisa berwisata menyusuri aliran sungai yang deras sembari menikmati indahnya suasana alam khas Kota Magelang. Sama seperti di Kali Progo, ada banyak jasa penyedia layanan rafting untuk Anda yang ingin menjajal aktivitas seru ini.

21.  Punthuk Setumbu

Tempat wisata di Magelang lainnya yang menjadi destinasi favorit wisatawan adalah Punthuk Setumbu. Pasalnya, objek wisata ini menawarkan pemandangan melihat matahari terbit paling menawan dengan berlatar megahnya Gunung Merbabu dan Merapi. Ditambah lagi, Anda juga bisa menyaksikan siluet Candi Borobudur yang berselimut kabut dari tempat ini.

Dahulu, bukit dengan tinggi sekitar 400 meter yang berada di kelompok Pegunungan Menoreh ini digunakan sebagai ladang oleh penduduk setempat. Di bagian puncak bukit ini juga disediakan tempat-tempat seperti gazebo atau rumah panggung untuk tempat wisatawan duduk sembari menunggu matahari menyambut pagi.

Punthuk Setumbu berlokasi di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang. Jika Anda bertolak dari Yogyakarta, Anda hanya perlu menuju ke arah Hotel Manohara dari Taman Candi Borobudur. Lalu, ambil rute menuju Bukit Menoreh hingga Anda menemukan tulisan Borobudur Nirvana Sunrise. Dari sini, ikuti petunjuk jalan yang ada.

Waktu terbaik untuk Anda berkunjung ke Punthuk Setumbu adalah antara bulan Juni-Agustus, saat musim kemarau menjelang. Sebaiknya, Anda sudah tiba di lokasi sebelum pukul 05.00 WIB jika ingin melihat indahnya sunrise. Punthuk Setumbu buka hingga petang menjelang malam hari, dengan biaya masuk sebesar Rp15.000/orang.

22.  Rumah Kamera

Rumah Kamera memiliki bentuk persis seperti kamera tipe DSLR dengan ciri khas lensa yang panjang. Berdasarkan sumber, Rumah Kamera ini dibangun oleh pelukis asal Kota Atlas Semarang yang telah lama bermukim di Bali, Tanggol Anggien Jatikusumo. Kabarnya, Tanggol sengaja membuat rumah unik ini sebagai galeri sekaligus sekolah lukis.

Isi dari Rumah Kamera ini pun tak jauh dari hasil guratan tangan Tanggol dalam bentuk lukisan maupun gambar. Jika beruntung, Anda pun bisa bertemu langsung oleh si empunya rumah untuk berbincang mengenai hasil karya paling unik yang pernah dibuatnya ini. Ditambah lagi, Anda juga bisa menyaksikan pemandangan lanskap Candi Borobudur dan beberapa gunung megah seperti Merapi, Merbabu, dan Sumbing dari puncak lensa kamera bangunan ini.

Rumah Kamera berlokasi di Jl. Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Dari Candi Borobudur, Anda hanya perlu lurus terus sejauh satu kilometer. Anda bisa berfoto dan menikmati keindahan karya seni Tanggol setiap harinya mulai pukul 08.00 – 17.00 dengan membayar tiket masuk sebesar Rp15.000/orang.

23.  Desa Candirejo

Mungkin Candi Borobudur menjadi ikon Kota Magelang karena pesonanya dan nilai-nilai budaya serta sejarah di dalamnya. Namun ternyata, Desa Candirejo menawarkan cerita budaya yang lebih beragam untuk Anda. Menurut informasi, Desa Candirejo dahulu menjadi lokasi menginap para wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Borobudur.

Namun, tak hanya menawarkan penginapan saja, Desa Candirejo juga menawarkan beragam wisata lainnya, mulai dari budaya, wisata alam, hingga wisata agro. Wisata-wisata ini ditawarkan oleh penduduk setempat melalui beragam tipe paket. Di desa ini, Anda juga berkesempatan untuk memelajari budaya adat tradisional yang terus dilestarikan hingga kini.

Lokasi desa ini pun hanya berjarak sekitar 2.5 kilometer dari Candi Borobudur. Anda bisa berkunjung kapan pun dan menikmati berbagai paket wisata menarik dari penduduk desa setempat.

24.  Taman Panca Arga

Panca Arga merupakan suatu kompleks perumahan yang dibangun khusus untuk para TNI-AD di Kota Magelang. Sesuai namanya, kompleks ini diapit oleh 5 gunung. Di dalam kompleks ini terdapat sebuah taman yang bisanya digunakan untuk rekreasi keluarga bernama Taman Panca Arga I. Taman ini memiliki fasilitas mainan anak lengkap.

Taman ini juga memiliki tank dan meriam peninggalan Belanda di dalamnya. Keunikan lainnya adalah adanya tugu penanda yang bentuknya sangat mirip dengan Monumen Nasional. Tugu ini dibangun bersamaan dengan pembangunan taman.

Taman Panca Arga berlokasi di Desa Sukerjo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jika menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menggunakan bis atau angkutan hingga Kecamatan Mertoyudan dan melanjutkan perjalanan dengan ojek. Anda bisa mengunjungi taman mulai pukul 08.00 – 17.00 setiap harinya tanpa dipungut biaya masuk.

25.  Pinusan Kragilan

Pinusan Kragilan merupakan hutan pinus yang berada di kaki Gunung Merbabu. Namun, wisatawan lebih mengenal tempat wisata di Magelang ini dengan nama Top Selfie Pinusan Kragilan. Menurut para pengunjung, Pinusan Kragilan memiliki banyak sekali titik-titik yang sangat bagus untuk tempat berfoto. Selain bisa berfoto dan menjelajah hutan, Anda juga bisa melihat Sungai Selo Tumpang yang juga berada di hutan pinus ini.

Beberapa spot bagus untuk tempat berfoto di Pinusan Kragilan ini seperti jalan lurus yang menurun setelah pintu masuk menuju lokasi parkir dengan latar jajaran pohon pinus yang berderet rapi. Selain itu Anda juga bisa berfoto di tengah-tengah hutan sembari duduk bersantai dan menikmati pemandangan alam Gunung Merbabu.

Pinusan Kragilan berlokasi di Desa Pogalan, Dusun Kragilan, Kecamatan Pakis, Magelang. Jalur paling mudah menuju lokasi adalah melalui Salatiga menuju Kopeng hingga Ketep Pass. Hutan Pinus Kragilan dibuka setiap hari mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB dengan tarif masuk sebesar Rp10.000/orang. Anda tidak diizinkan menginap atau berkemah di lokasi.

26.  Alun-Alun Magelang

Setiap kota umumnya memiliki alun-alun yang sering digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga yang murah meriah. Termasuk juga Alun-Alun Magelang. Yang menjadikan tempat wisata di Magelang ini menarik adalah adanya menara air peninggalan Belanda yang tinggi menjulang di salah satu sisinya. Tak hanya itu, di sini juga terdapat taman bunga dan patung Diponegoro di sudut yang lain.

Kondisi alun-alun ini semakin apik dengan diletakkannya tulisan “Magelang” berukuran besar di bagian depan, juga dibuatnya lampion berbentuk bunga di sisi dekat Klenteng Liong Hok Bio. Pada malam hari, kawasan ini akan sangat ramai oleh anak muda atau keluarga yang sekedar berjalan-jalan sambil menikmati aneka jajanan khas Magelang di sekitar alun-alun.

Alun-Alun Magelang terletak tepat di pusat Kota Magelang. Jika Anda menemukan adanya menara air, berarti Anda telah tiba di lokasi. Di depannya, berdiri megah Masjid Agung Magelang. Lokasi wisata ini gratis dan terbuka untuk umum selama 24 jam.

27.  Candi Pendem

Berada satu kompleks dengan Candi Asu Sengi dan termasuk dalam gugusan Candi-Candi Sengi, Candi Pendem menjadi candi Hindu yang berdiri sejak abad ke-9 Masehi. Tepatnya ketika masa pemerintahan Maharaja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala, Raja Kerajaan Mataram Kuno ke-8.

Candi Pendem diperkirakan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Candi Asu Sengi, tetapi karena candi ini hanya bersisa bagian kakinya saja, pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan. Selain itu, tidak ada satu pun arca yang menerangkan bagaimana dan mengapa Candi Pendem ini dibangun. Namun, lokasi candi yang berada di area sawah akan memberikan Anda pemandangan alam yang eksotis dan memukau.

Candi Pendem berlokasi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, hanya berjarak 150 meter arah timur dari Candi Asu dan 50 meter arah selatan dari Sungai Pabelan. Lokasi candi ini cukup sulit ditemukan, maka Anda disarankan meminta warga sekitar untuk menemani agar Anda tidak tersesat. Candi ini terbuka untuk umum setiap hari hingga pukul 17.00 WIB dan tanpa dipungut biaya masuk.

28.  Pemandian Kali Bening

Pemandian Kali Bening merupakan wana wisata air berupa kolam renang lengkap dengan fasilitas pendukungnya. Pemandian bernama Taman Air Sabda Alam Kalibening ini dibangun di atas lahan seluas 2008 meter persegi. Meskipun pembangunannya belum selesai, namun wisata air ini sudah sangat diminati para pengunjung karena pemandangan alamnya yang mengagumkan.

Selain fasilitas wisata air, tempat wisata di Magelang ini juga memiliki fasilitas outbond dan juga restoran. Pemandian Kali Bening berada di Dusun Kalibening, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 dengan biaya masuk sebesar Rp20.000/orang.

29.  Pecinan Magelang

Kawasan Pecinan Kota Magelang ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan juga bisnis di Kota Magelang. Di bagian kanan dan kiri ruas jalan sepanjang 1.5 kilometer ini berjajar kios, toko, minimarket hingga restoran. Selain berwisata belanja, Anda juga bisa sekaligus menikmati sejarah dan budaya etnis China yang kental di area ini.

Kawasan Pecinan Magelang berada di sepanjang ruas Jl. Pemuda, Kota Magelang. Rutenya adalah Yogyakarta – Jl. Magelang – Jl. Tentara Pelajar atau Alun-Alun Magelang – Jl. Pemuda atau Pecinan. Kawasan ini mulai beroperasi pada pukul 07.00 WIB.

30.  Gardu Pandang Bukit Barede

Selain Ketep Pass, Kota Magelang juga memiliki gardu pandang lain untuk menengok pemandangan alam perbukitan yang menawan, yaitu Gardu Pandang Bukit Barede. Gardu pandang ini mengambil konsep yang sama seperti Kalibiru di Yogyakarta atau Punthuk Setumbu, yang menggunakan pohon tinggi menjulang untuk melihat sunrise atau sunset dari ketinggian.

Gardu Pandang Bukit Barede berlokasi di Dusun Sendaren 2, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, hanya 2 kilometer dari lokasi Candi Borobudur. Karena terbilang baru, lokasi wisata ini masih gratis dengan jam operasional mulai lepas subuh hingga lepas petang.

31.  Sukmojoyo Hill

Sukmojoyo Hill atau biasa disebut Punthuk Sukmojoyo merupakan wisata alam perbukitan yang menawarkan keindahan pemandangan alam dan gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu. Seperti halnya Punthuk Setumbu dan Gardu Pandang Bukit Barede, Punthuk Sukmojoyo juga banyak dimanfaatkan para wisatawan untuk berburu foto matahari terbit dan juga matahari tenggelam.

Punthuk Sukmojoyo ini berlokasi di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, berdekatan dengan Punthuk lainnya yaitu Punthuk Mongkrong. Untuk menuju lokasi, cari arah Manohara Hotel dari Kawasan Candi Borobudur menuju ke SD Tuksongo lanjut ke Gunden. Kemudian, carilah arah ke Gunden hingga Balai Desa Giritengah. Tempat wisata di Magelang ini buka setiap hari mulai sebelum matahari terbit hingga selepas matahari tenggelam dengan biaya masuk sebesar Rp5.000/orang.

32.  Desa Wisata Ngawen

Salah satu desa tempat ditemukannya candi Buddha bersejarah, Ngawen, menjadi salah satu desa wisata selain Candirejo. Nama Ngawen di sini diambil dari kebiasaan masyarakat sekitar saling menyapa dengan melambaikan tangan, atau bisa disebut Ngawe-awe dalam Bahasa Jawa. Selain wisata budaya Candi Ngawen, di desa ini Anda juga bisa menemukan Sendang Jurug Manis yang merupakan bekas peninggalan Kyai Raden Santri.

Selain itu, di desa ini Anda juga bisa melihat keunikan batu pengantin yang ada di Kali Blongkeng, atau berenang di kolam renang Cyblon Waterpark dan Semilir. Desa Ngawen berlokasi di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Jika Anda ingin melihat eksotisme Candi Ngawen, Anda bisa sekaligus berkeliling di desa ini.

33.  Wisata Petik Salak Gapoktan Ngudi Luhur

Kota Magelang juga terkenal akan buah salak pondoh yang rasanya sangat manis. Nah, di sini, Anda bisa menikmati wisata agro atau petik buah salak langsung dari kebunnya di Gapoktan Ngudi Luhur. Gapoktan di sini berarti Gabungan Kelompok Tani. Jika musim panen tiba, Anda bisa menikmati buah salak langsung dari kebunnya sekaligus membeli buah tangan lain khas wilayah Magelang.

Gapoktan Ngudi Luhur sendiri berlokasi di Kaliurang, Sumbung, Magelang. Kawasan ini juga merupakan akses untuk menuju Gunung Merapi. Anda bisa berkunjung ke lokasi setiap harinya, tetapi disarankan untuk datang pada saat musim panen salak pondoh untuk bisa memetik buahnya sendiri.

34.  Kedung Sembrani

Nama Kedung Sembrani tidak sepopuler Curug Grenjengan Kembar, padahal lokasi dua air terjun ini cukup dekat. Memang, karena akses jalan menuju Kedung Sembrani lebih sulit dibandingkan Grenjengan Kembar, maka masih belum banyak wisatawan yang mencoba mengeksplorasi air terjun ini. Selain itu, pancuran air dari Kedung Sembrani tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu dingin, meskipun pemandangan alamnya tetap menawan.

Jika Anda ingin melihat keindahan Kedung Sembrani, Anda bisa menuju ke Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, tempat Curug Grenjengan Kembar berada. Rute yang bisa Anda gunakan adalah Jl. Raya Kopeng dari arah Magelang menuju arah Kecamatan Pakis. Harga tiket masuk lokasi ini adalah Rp5.000/orang dan mulai beroperasi pukul 09.00 – 16.00 WIB.

35.  Sendang Mudal

Sendang Mudal lebih menyerupai kolam renang. Namun, airnya yang sangat jernih dan segar menjadi daya tarik tersendiri dari sendang ini. Sehari-harinya, Sendang Mudal digunakan oleh masyarakat setempat sebagai sumber mata air. Meskipun ukuran kolamnya tidak terlalu besar juga tidak dalam, tetapi pemandangan sekitar kolam yang berupa hamparan luas sawah dan juga kejernihan airnya tetap menjadikan tempat wisata di Magelang ini ramai dikunjungi.

Sendang Mudal berlokasi di Dusun Butuh Kulon, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Anda cukup menuju Muntilan lalu ke Blabag dari Yogyakarta. Kemudian, cari rute ke arah Sawangan menuju Dusun Butuh Kulon. Anda bisa berkunjung ke Sendang Mudal setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB. Persiapkan biaya kontribusi sekitar Rp5.000/ orang.

36.  Air Terjun Selo Projo

Wisata alam curug umumnya berlokasi di wilayah pegunungan. Termasuk pula Air Terjun Selo Projo atau yang biasa disebut Air Terjun Sumuran. Sebenarnya, ada air terjun lain yang berlokasi sama dengan Selo Projo, yaitu Air Terjun Senthong. Namun, sulitnya akses ke Senthong membuat lokasi air terjun tersebut masih belum terjamah. Untuk menuju Selo Projo sendiri, Anda harus melalui jalan setapak sempit dan sedikit licin.

Di bawah pancuran Selo Projo, Anda akan menemukan dua buah kolam yang sengaja dibuat untuk fasilitas bermain air, terlebih bagi anak-anak. Sambil bermain air, Anda bisa menikmati pemandangan alam Gunung Telomoyo dan udara yang masih segar alami. Selo Projo berlokasi di Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB tanpa biaya masuk.

37.  Sendang Maren

Selain Sendang Mudal, masih ada tempat wisata di Magelang lain yang menawarkan panorama bawah air yang menakjubkan, yaitu Sendang Maren. Tak berbeda jauh dengan Sendang Mudal, Sendang Maren juga berupa kolam dengan ukuran sedang dan tidak terlalu dalam. Namun, airnya yang sangat jernih mampu membuat Anda melihat ke dasar Sendang tanpa harus menenggelamkan kepala.

Selain bisa berenang di air pegunungan yang segar, Anda juga bisa menikmati suasana alami yang masih asri di sekitar Sendang Maren. Sendang ini berlokasi di wilayah Sawangan, Magelang, dan tidak jauh dari Ketep Pass. Sebaiknya, Anda datang lebih pagi untuk merasakan dinginnya berendam di air gunung. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB. Bawalah Rp5.000 untuk biaya sumbangan.

38.  OHD Museum

Museum OHD merupakan museum seni bercorak modern dan kontemporer di Kota Magelang. Museum ini merupakan museum pribadi yang menampilkan barang-barang koleksi dari seorang kolektor yang terkenal, Dr. Oei Hong Djien, yang disingkat OHD. Memulai koleksinya pada tahun 1970-an, kini telah ada lebih dari 2000 karya yang dipajang di dalam museum ini.

Museum seni unik nan nyentrik berlokasi di Jl. Jenggolo No. 14, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 17.00 WIB kecuali hari Selasa dan hari libur. Biaya masuk sebesar Rp50.000 untuk dewasa, Rp25.000 untuk pelajar, dan gratis untuk anak usia di bawah 6 tahun. Sementara untuk wisatawan asing, biaya kontribusinya adalah sebesar Rp100.000/orang.

39.  Museum Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah seorang pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia yang terkenal dengan strategi gerilyanya. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, dibangunlah satu museum di Kota Magelang, yang diberi nama Museum Diponegoro. Bangunan dari museum ini tak lain dan tak bukan adalah tempat dimana Pangeran Diponegoro pernah mengadakan perundingan dengan Belanda.

Di dalamnya, Anda bisa melihat benda-benda koleksi asli dari Pangeran Diponegoro, mulai dari kursi berbekas cakaran kuku hingga jubah dan kitab. Museum ini berlokasi di Jl. Diponegoro No. 1 Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB tanpa biaya masuk.

40.  Museum Bumiputera 1912

Bumiputera adalah salah satu perusahaan pelayanan di bidang perasuransian yang terbesar di Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya asuransi, dibangunlah Museum Bumiputera di Kota Magelang. Di halaman museum, terpahat sempurna patung 3 pendiri perusahaan ini, yaitu Mas Ngabehi Dwidjosewodjo, Mas Karto Hadi Soebroto, dan Mas Adimidjojo.

Museum Bumiputera memamerkan dokumen dan foto-foto lama yang legendaris sejak tahun 1912. Selain itu, Anda juga akan melihat alat-alat tempo dulu yang digunakan oleh perusahaan ini. Museum ini berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No. 21, Poncol, Magelang. Buka setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB tanpa biaya tiket masuk.

41.  Museum Sudirman

Satu lagi pejuang kemerdekaan yang telah berjasa dalam memperjuangkan dan membela negara, Panglima Besar Sudirman. Seperti halnya Pangeran Diponegoro, untuk mengingat jasa-jasanya, dibangunlah Museum Sudirman oleh Pangdam VII Diponegoro, Mayor Jenderal Yasir Hadibroto pada tahun 1967. Di dalam museum terdapat benda-benda yang dulu digunakan oleh Jenderal Sudirman, seperti tempat tidur, juga lukisan karyanya.

Museum Sudirman berlokasi di Jl. Ade Irma Suryani C.7 Magelang di wilayah Potrobangsan. Anda bisa berkunjung ke museum ini setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB tanpa perlu membayar tiket masuk.

42.  Kebun Bibit Senopati

Di wilayah Senopati, Magelang, dibuat taman wisata edukasi kebun bibit. Taman ini masih tergolong sebagai tempat wisata di Magelang yang baru, karena baru saja dibangun dan diresmikan satu tahun yang lalu. Meskipun demikian, konsep edukasi yang ditawarkan menjadikan taman ini diminati oleh para pengunjung sebagai destinasi wisata keluarga atau kunjungan sekolah-sekolah.

Di sini, Anda akan melihat beragam jenis tanaman hias, bagaimana menanam dan merawat mereka. Anda juga bisa belajar bertanam secara hidroponik langsung. Kebun bibit ini berada di Jl. Panembahan Senopati, Jurangombo Utara, Magelang Selatan. Anda bisa mengambil rute menuju Kyai Langgeng. Kebun bibit ini gratis dikunjungi setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB.

43.  Museum Kapal Samudera Raksa

Kini, mengunjungi Candi Borobudur tak hanya untuk melihat megahnya bangunan candi Buddha tersebut. Anda juga bisa mengunjungi salah satu museum yang letaknya ada di dalam kawasan Candi Borobudur, namanya Museum Kapal Samudera Raksa. Museum ini dibuat khusus untuk mengenang bagaimana para leluhur dan nenek moyang kita berjuang mengarungi lautan dan samudera.

Di dalam gedung, Anda bisa melihat pemutaran film, pajangan benda-benda yang digunakan saat berlayar, juga replika kapal besar Samudera Raksa. Kapal ini adalah milik Philipe Beale, seorang mantan Angkatan Laut berkebangsaan Inggris. Museum ini berlokasi di Taman Wisata Candi Borobudur, buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan biaya masuk satu paket dengan Candi Borobudur.

44.  Gunung Andong

Seperti namanya, Gunung Andong memiliki bentuk yang menyerupai andong. Tempat wisata di Magelang ini cukup favorit di kalangan para pendaki dan penjelajah karena tidak terlalu tinggi dan menjadi tempat yang asyik untuk berkemah. Selain itu, Gunung Andong menawarkan pemandangan alam gunung-gunung besar lainnya yang memukau, seperti Gunung Merbabu dan Merapi di timur dan Gunung Slamet, Sumbing, dan Sindoro di sisi barat.

Selain tidak terlalu tinggi, akses jalan menuju puncak gunung ini tidak sulit karena telah diperbaiki dan ditata oleh pengelola untuk memudahkan para pendaki. Gunung Andong berlokasi di Dusun Sawit, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, hanya satu jam perjalanan dari pusat kota Magelang. Buka setiap hari tanpa batas waktu dengan biaya kontribusi sebesar Rp3.000/orang.

45.  Gunung Merbabu

Gunung Merbabu menjadi destinasi pendakian yang paling diminati oleh para pendaki profesional. Di kaki gunung setinggi 3.145 meter ini terdapat tempat pertapaan yang terkenal yang pada abad ke-15 silam pernah dikunjungi oleh Bujangga Manik. Meskipun medan pendakian gunung ini tidak berat, namun Anda tetap perlu berhati-hati karena di gunung ini tidak terdapat sumber air.

Gunung Merbabu memiliki beberapa jalur pendakian, yaitu Jalur Kopeng Thekelan, Jalur Wekas, Jalur Kopeng Cunthel, Jalu Selo, dan Jalur Suwanting. Letaknya yang terbagi antara Kabupaten Magelan, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang membuat gunung ini bisa dijangkau dari arah mana saja.

46.  Taman Badaan

Taman Badaan merupakan taman terbuka hijau yang menjadi destinasi rekreasi keluarga favorit di Magelang setiap akhir pekan. Nama taman ini berasa dari adanya patung badak di bagian depan. Fasilitas bermain anak yang mumpuni dan lokasinya yang tak jauh dari pusat kota membuat taman hijau ini selalu ramai dipadati pengunjung yang mayoritas adalah penduduk setempat.

Taman Badaan berlokasi di Jl. Pahlawan No. 190, Potrobangsan, Magelang Utara, hanya 5 menit dari Alun-Alun Kota Magelang. Pada malam hari, terlebih di akhir pekan, taman ini akan sangat ramai dan penuh oleh anak-anak yang bermain dan juga penjual aneka jajanan di sekeliling taman.

47.  Gardu Pandang Babadan

Terinspirasi dari Ketep Pass, Punthuk Setumbu, dan Kalibiru, kini di Magelang dan sekitaran Yogyakarta banyak ditemukan lokasi wisata alam berupa gardu pandang. Salah satunya adalah Gardu Pandang Babadan. Satu lokasi dengan gardu pandang, ada sebuah pos yang berisi kumpulan foto-foto aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Jadi, selain mengintip elok nan gagahnya Gunung Merapi dan gunung-gunung besar lainnya, Anda juga bisa melihat foto-foto yang terpampang di pos.

Pastinya, lokasi gardu pandang yang tidak terlalu jauh dari gunung membuat suasana di sekitarnya sejuk nan asri. Gardu Pandang Babadan berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Gardu ini bisa dijangkau dari rute Jl. Raya Boyolali-Mungkad atau dari arah Muntilan. Anda bisa berkunjung ke gardu kapan saja, namun pemutaran film hanya sampai pukul 17.00 WIB saja. Tiket masuk gardu ini sebesar Rp7.000/orang.

48.  Gardu Pandang Dlimas

Selain Babadan, ada juga Gardu Pandang Dlimas yang beberapa waktu terakhir menjadi destinasi yang paling digemari oleh anak-anak remaja. Selain Dlimas, ada satu gardu pandang lagi yang letaknya berdekatan dengan lokasi Dlimas, yaitu Gardu Pandang Cepogo. Keunikan tersendiri dari tempat wisata di Magelang ini adalah bentuk gardu pandang yang dibuat membentuk kata “I U.

Selain menikmati pemandangan alam dan fenomena sunrise maupun sunset, Anda juga bisa mengunjungi Curug Delimas yang lokasinya juga tak jauh dari gardu. Gardu Delimas berlokasi di Desa Girimulyo, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Buka setiap hari mulai menjelang matahari terbit hingga lepas petang dengan harga tiket masuk sebesar Rp5.000/orang.

49.  Hutan Pinus Grenden

Hutan Pinus Grenden terletak di Bukit Grenden, yang merupakan sebuah konservasi alam dan budaya di Magelang. Di kawasan ini, Anda tak hanya bisa melihat deretan pohon pinus, tetapi Anda juga bisa menyaksikan keindahan Tebing Rembesan, Jembatan Hati, dan juga Rumah Kurcaci. Anda pun bisa menjajal fasilitas outbond yang ditawarkan di kawasan konservasi ini.

Pemandangan alam yang menawan akan menjadi santapan mata Anda jika berkunjung kawasan yang berlokasi di Pogalan, Pakis, Magelang ini. Bersepeda dan berkemah menjadi kegiatan alternatif yang bisa Anda lakukan selain berjalan-jalan. Kawasan konservasi ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB dengan biaya masuk Rp3.000/orang.

50.  Gunung Sumbing

Jika melintasi jalan arteri Temanggung-Wonosobo, Anda akan menemukan keelokan dua gunung kembar yang sangat tersohor di Jawa Tengah ini, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Namun, yang akan dibahas kali ini hanya Gunung Sumbing saja. Gunung Sumbing merupakan gunung ketiga yang tertinggi di Indonesia setelah Semeru dan Slamet, dan merupakan gunung api yang masih aktif hingga kini.

Meskipun demikian, para pendaki masih menjadikan Gunung Sumbing sebagai destinasi pendakian favorit karena ketinggian gunung ini yang mencapai 3.371 meter. Lokasi gunung ini terbagi menjadi 3, yaitu di Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo. Jalur pendakian favorit para pendaki adalah dari Pos Garung, yang berada di kawasan Kledung Pass.

51.  Gardu Pandang Mangli

Wilayah Mangli disebut-sebut sebagai “Surga yang Tersembunyi”. Di wilayah ini, dibangun sebuah gardu pandang yang tidak terlalu tinggi, tetapi cukup untuk memuaskan mata melihat keindahan dan pesona alam yang mencengangkan. Kawasan Mangli sendiri terletak di kaki Gunung Sumbing, Kalegen, Kabupaten Magelang. Akses jalan yang kecil dan menanjak lebih cocok untuk kendaraan berdoa dua dibandingkan roda empat.

Rute menuju gardu ini tidak sulit. Dari Pasar Bandongan ambil rute menuju Tonoboyo hingga Pasar Kalegen. Dari Kalegen, cari rute ke arah Mangli dan ikuti petunjuk arah. Kawasan ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB dengan biaya masuk Rp3.000/orang.

52.  Candi Retno

Sekilas, kawasan tempat Candi Retno ditemukan sedikit menyeramkan, karena letaknya yang tertutup pohon-pohon bambu yang rimbun di belakang rumah warga. Kabarnya, Candi Retno merupakan candi bercorak Hindu yang ditinggalkan oleh Kerajaan Mataram Kuno. Meskipun ditemukan adanya Yoni dan Lingga di dalamnya, namun, tidak ada petunjuk apa pun yang menuturkan kapan candi ini dibuat.

Jika kebanyakan candi menggunakan batu andesit yang cenderung tahan lama, Candi Retno dibuat menggunakan batu bata, yang menjadikan umur candi ini kian singkat. Candi ini berlokasi di Dusun Bandungan, Candiretno, Secang, Kabupaten Magelang. Karena tidak banyak diketahui lokasinya, situs candi ini bisa dikunjungi kapan saja, gratis.

53.  Klenteng Hok An Kiong

Klenteng Hok An Kiong disebut-sebut sebagai klenteng tertua yang ada di Kabupaten Magelang. Tempat ibadah umat Kong Hu Chu ini kabarnya dibangun pada tahun 1878 di wilayah Pasar Muntilan sebelum dipindahkan ke  Jl. Pemuda No. 100, Muntilan, Kabupaten Magelang. Lokasi klenteng ini sangat mudah ditemui, karena letaknya di tepi jalan utama di Muntilan. Berkunjung ke klenteng ini gratis dan buka setiap hari selama 24 jam sebagai tempat ibadah.

54.  Gerbang Kerkhof

Dahulu, Kerkhof adalah lahan luas yang digunakan sebagai makam Belanda. Kini, lahan pemakaman tersebut telah berubah menjadi pemukiman warga dengan menyisakan beberapa makam saja. Namun, gerbang masuk ke pemakaman ini masih berdiri megah, yang disebut Gerbang Kherkof.

Salah satu makam yang tak tergusur oleh pemukiman adalah milik Papa Johan Van Der Steur, seorang Belanda yang mendirikan panti sosial dan mengasuh anak terlantar pada jamannya. Lokasi gerbang ini ada di sebelah utara Bukit Tidar. Gerbang Kherkof dipercaya masih menguarkan aura mistis kepada setiap orang yang melewatinya.

55.  Klenteng Liong Hok Bio

Klenteng Liong Hok Bio kabarnya merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Tionghoa dalam mengusir penjajah bersama dengan Pangeran Diponegoro. Klenteng ini dibangun oleh seorang saudagar kaya asal Solo, Kapitein Be Koen Wie atau Tjok Lok pada tahun 1864. Arsitektur bangunan yang unik menjadi daya tarik tersendiri dari rumah ibadah ini.

Berlokasi di Jl. Alun-Alun Selatan No. 2, Magelang, Klenteng ini terbuka untuk para pengunjung yang ingin melihat lebih dekat keindahan bangunan tanpa dipungut biaya. Pengunjung hanya diizinkan untuk melihat bagian luar klenteng saja, mengingat tempat ini adalah rumah ibadah.

56.  Museum Misi Muntilan

Dahulu, museum ini adalah sebuah gereja. Pembangunan museum ini sebagai bentuk peningkatan keimanan sehingga gereja tak hanya sebagai rumah ibadah saja. Pada intinya, museum ini diadakan untuk memberikan pelayanan kerohanian khusus kepada umat Nasrani. Namun kini, museum ini lebih menampilkan koleksi-koleksi benda kayu, kulit, bambu, kertas, hingga lukisan.

Museum ini berlokasi di Jl. Kartini 3, Muntilan, Magelang. Pengunjung bisa melihat-lihat isi museum setiap hari Senin- Jumat pukul 08.00 – 15.00 WIB dan Sabtu pukul 08.00 – 12.00 tanpa dipungut biaya masuk.

57.  Desa Wisata Wanurejo

Desa Wisata Wanurejo terkenal akan kesenian daerahnya yang masih terus dilestarikan hingga kini. Seperti misalnya seni Karawitan, kerajinan fiber, dan batik tulis. Di desa ini juga terdapat rumah seni Lumanjawi dan Pendopo tua Nitihardjan. Tak lupa dengan kuliner khas Magelang, rengginang.

Desa Wanurejo berlokasi Brojonalan, Wanurejo, Borobudur, Magelang, sangat dekat dengan kawasan wisata Candi Borobudur. Anda bisa berkunjung kapan saja tanpa dipungut biaya masuk.

58.  Taman Cempaka

Taman Cempaka menyuguhkan suasana hijau nan asri dengan ditemani udara segar pegunungan. Taman ini merupakan area kebun luas dengan rerumputan hijau, cocok untuk Anda menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Berlokasi di Kemirirejo, Kota Magelang, Anda bisa mengunjungi Taman Cempaka kapan saja tanpa dipungut biaya masuk.

59.  Tugu ANIEM

Tugu ANIEM dibangun sekitar tahun 1924, dengan ciri khas empat buah jam di seluruh sisinya. Tugu ini juga menjadi patokan titik nol kilometer Kota Magelang, karena di dekatnya juga terdapat pacak nol kilometer. Namun sebenarnya, tugu yang berlokasi di sisi tenggara dari Alun-Alun Kota Magelang ini merupakan tugu pengingat akan masuknya pasokan listrik ke Magelang, yang diperjelas oleh tulisan di dinding tugu yang berbunyi “Marrt 1924 Electrificatie Magelang”.

Jika Anda berkunjung ke Alun-Alun Magelang, jangan lupa juga untuk menyambangi tugu bersejarah satu ini. Gratis.

60.  Gunung Giyanti

Gunung Giyanti berlokasi di kawasan kaki Gunung Sumbing, dengan tinggi sekitar 1200 mdpl. Tak heran, gunung ini menjadi destinasi wisata favorit para pendaki untuk mengeksplorasi keindahan alamnya sambil mendirikan tenda di puncaknya. Pada penghujung petang, Gunung Giyanti menyuguhkan pemandangan menakjubkan lampu-lampu pemukiman dan sunset di balik gunung. Cukup membayar Rp2.000, Anda sudah bisa mendapatkan segala eksotisme alam Gunung Giyanti.

Nah, bagaimana? Ternyata masih banyak sekali tempat wisata di Magelang yang tak kalah menarik selain Candi Borobudur. Meskipun berupa kota kecil, ternyata Magelang memiliki segudang destinasi wisata alam dan budaya yang patut dibanggakan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel