60 Tempat Wisata Terbaik di Magelang Yang Direkomendasikan Untuk Liburan Anda
Selasa, 18 September 2018
Edit
Destinasi
seperti Bali, Lombok, Malang, atau Yogyakarta pasti sudah sering Anda kunjungi
untuk mengisi waktu liburan. Terang saja, destinasi tersebut memiliki beragam
tempat wisata yang sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan. Namun, pernahkah
Anda berkunjung ke Magelang?
Jika ditelusuri
lebih dalam lagi, ternyata banyak sekali tempat wisata di Magelang yang tak
kalah menariknya seperti Bali maupun Lombok, mulai dari kuliner, budaya,
sejarah, hingga wisata alam.
Berikut destinasi wisata yang akan Anda temui di
Kota Harapan yang terkenal akan kuliner tahu kupatnya.
1. Gereja Ayam
Destinasi satu
ini menjadi populer berkat film Ada Apa Dengan Cinta 2. Seperti namanya, gereja
ini memang berbentuk menyerupai ayam yang sedang duduk dengan mahkota di atas
kepalanya. Gereja ayam ini berada di satu lokasi dengan Bukit Rhema dan menjadi
salah satu gereja yang unik karena bentuknya.
Ada 4 tingkatan
yang akan Anda temui di dalam Gereja Ayam ini. Tingkatan pertama adalah
langit-langit gereja yang menampilkan ruangan gereja secara keseluruhan. Lalu,
ada leher ayam di tingkatan kedua, dan paruh ayam bergincu di tingkat tiga. Di
tingkat teratas, mahkota ayam menawarkan pemandangan alam yang lebih luas lagi
di sekitar bangunan.
Lokasi Gereja
Ayam ada di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang. Sekitar 2,5 kilometer di sebelah barat Candi Borobudur. Harga tiket
masuk sebesar Rp5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.
Gereja Ayam buka
setiap hari mulai pukul 05.00 – 17.00 WIB
2. Candi
Borobudur
Candi Borobudur
menjadi salah satu tempat wisata di Magelang yang menjadi destinasi favorit
wisatawan, terutama wisatawan asing. Didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh
Wangsa Syailendra, Candi Borobudur menjadi salah satu dari 7 Keajaiban Dunia.
Di dalam Candi
Borobudur, terdapat arca Buddha sebanyak 504 buah. Selain itu, terdapat satu
stupa terbesar di puncak bangunan yang sekaligus berfungsi sebagai mahkota
candi. Di sekeliling mahkota terdapat 72 stupa dalam tiga baris melingkar
dengan arca di dalamnya. Konon katanya, jika bisa menyentuh tangan arca, apa
pun keinginan Anda akan terpenuhi.
Lokasi Candi
Borobudur ada di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Menuju lokasi
bisa dengan bus kota Magelang-Borobudur atau dengan kendaraan pribadi. Harga
tiket masuk sebesar Rp40.000 untuk wisatawan lokal, Rp20.000 untuk pelajar dan
anak usia 4 – 6 tahun, dan USD25 untuk wisatawan mancanegara. Candi Borobudur
buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.
3. Taman Kyai
Langgeng
Taman Kyai
Langgeng merupakan taman edukasi dan rekreasi untuk keluarga. Taman wisata ini
diberi nama sesuai dengan nama pejuang kemerdekaan pada masa pertempuran
Pangeran Diponegoro yang dimakamkan di area taman. Dibangun di atas tanah
seluas 5 ha, Anda bisa menjajal segudang wahana permainan dan fasilitas sambil
menikmati pemandangan alam hutan buatan yang memesona.
Selain berwisata
alam, Anda juga bisa mengajak anak-anak untuk menjajal wahana air, permainan,
edukasi, petualangan, hingga wisata religi. Beberapa wahana di taman ini akan
dikenakan biaya kontribusi tambahan dan tidak termasuk dalam tiket, seperti
kolam renang, water ball, flying fox, dan lainnya.
Lokasi Taman
Kyai Langgeng ada di Jl. Cempaka No. 6 Kota Magelang. Dari Artos Magelang,
ambil arah kiri dan ikuti petunjuk jalan. Harga tiket masuk sebesar Rp20.000
untuk hari kerja, dan Rp25.000 untuk akhir pekan dan hari libur. Taman Wisata
Kyai Langgeng buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB.
4. Bukit Tidar
Bukit Tidar
disebut-sebut sebagai “Pakunya tanah Jawa”, dan menjadi tempat berlatih Akademi
Militer. Beberapa sumber menyebutkan bahwa nama tidar yang diberikan memiliki
arti “mati” atau “modar” dalam Bahasa Jawa. Pada jaman dahulu, jika orang
mengunjungi bukit ini selalu mati atau modar.
Suasana Bukit
Tidar sendiri masih sangat asri dan alami, karena dikelilingi oleh pohon-pohon
pinus yang menjulang tinggi. Di sini, Anda bisa menemukan makam dari Syaikh
Subakir yang konon dipercaya sebagai penakluk dari Bukit Tidar. Di sini juga
dimakamkan Kyai Sepanjang, yang tak lain adalah tombak sepanjang 7 meter milik
Syaikh Subakhir.
Makam terakhir
yang akan Anda jumpai adalah makan Kyai Semar, yang dipercaya sebagai jin
penunggu Bukit Tidar. Selain makam, Anda juga akan mendapati lapangan luas
dengan tugu bersimbol huruf Sa yang dipercaya sebagai Pakunya Tanah Jawa.
Bukit Tidar
berlokasi di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan. Mengelilingi ruas
Jl. Pemuda, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Sarwo Eddie, dan Jl. Gatot Subroto. Dari
Terminal Magelang menuju ke perkampungan Barakan di belakang terminal. Tiket
masuk gratis. Tidak ada batasan jam berkunjung, tetapi sebaiknya tidak lebih
dari pukul 17.00 WIB.
5. Candi Pawon
Candi Pawon
ditemukan di antara semak-semak dalam keadaan rusak pada awal abad ke-20,
kemudian mulai dipugar kembali pada tahun 1903. Nama Pawon menurut Bahasa Jawa
berarti dapur, tetapi dari mana asal nama Candi Pawon ini tidak diketahui asal
mulanya.
Salah satu ahli
arkeologi, J.G. de Casparis menuturkan bahwa Candi Pawon dulunya digunakan
untuk tempat perabuan salah satu raja dari Dinasti Syailendra. Namun, tidak
terdapat arca Buddha untuk menguatkan pernyataan tersebut. Sebagai gantinya, di
bagian dinding luar Candi Pawon dihias dengan pohon hayati yang menjadi simbol
kalpataru. Hiasan pohon ini diapit oleh pundi-pundi juga makhluk berkepala
manusia dengan badan burung atau Kinara-Kinari.
Lokasi Candi
Pawon ada di Dusun Brojonalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang. Tepatnya di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur.
Berkendara sejauh 1.7 kilometer arah timur dari Candi Borobudur atau sekitar
1.2 kilometer arah barat dari Candi Mendut. Tiket masuk sebesar Rp1.800 untuk
wisatawan lokal dan Rp3.300 untuk wisatawan asing. Candi Pawon buka setiap hari
mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.
6. Candi Mendut
Berdekatan
dengan Candi Pawon, Anda bisa menemukan Candi Mendut. Candi ini ditemukan
kembali pada tahun 1836 dalam keadaan runtuh. Ketika disusun kembali untuk
dilakukan pemugaran, bagian atap Candi Mendut tidak pernah ditemukan.
Menurut catatan
ahli arkeologi J.G. de Casparis, Candi Mendut dibangun oleh Dinasti Syailendra
pada masa pemerintahan Raja Indra tahun 824 Masehi. Berdasarkan isi dari
Prasasti Karangtengah di tahun yang sama, disebutkan bahwa Raja Indra telah
mendirikan satu bangunan suci bernama Wenuwana yang artinya hutan bambu. Arti
kata Wenuwana inilah yang dinyatakan oleh Casparis sebagai asal dibentuknya
Candi Mendut.
Di dalamnya,
Anda bisa melihat 3 buah arca, yaitu arca Dhyani Buddha Wairocana yang diimpit
oleh Boddisatwa Awalokiteswara dan Wajrapani. Di tepi tangga, terdapat relief
yang menggambarkan kisah Pancatantra dan Jataka.
Lokasi Candi
mendut ada di Jl. Mayor Kusen, Kota Mungkit, Kabupaten Magelang. Tepatnya
sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Anda akan membayar biaya kontribusi
sebesar Rp5.000. Candi Mendut buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.
7. Candi Ngawen
Sekilas, tempat
wisata di Magelang ini mirip dengan candi Hindu karena memiliki struktur
bangunan yang meruncing yang menjadi ciri khas candi Hindu. Namun, jika dilihat
lebih teliti, terdapat stupa dan undakan yang menjadi simbol utama semua candi
Budhha. Ditambah lagi dengan ditemukannya patung arca Dhyani Buddha
Ratnasambhawa pada candi nomor II.
Terdiri dari
candi-candi kecil berjumlah 5 buah, Candi Ngawen lagi-lagi diperkirakan
dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke-X Masehi. Keunikan yang dimiliki
Candi Ngawen adalah adanya patung singa berjumlah 4 buah di sudut-sudut candi
nomor II dan IV. Dari kelima candi, hanya candi nomor II dan IV saja yang
memiliki struktur bangunan yang sama. Selain patung singa di bagian sudut,
adanya patung singa penopang candi menjadi keunikan lain dari Candi Ngawen yang
bisa Anda temukan.
Candi Ngawen
berlokasi di Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Tepatnya sekitar 5
kilometer dari arah Yogyakarta sebelum Candi Mendut. Tidak ada biaya masuk.
Candi Mendut buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB.
8. Candi Canggal
Disebut juga
Candi Gunung Wukir atau Shiwalingga. Candi ini merupakan salah satu candi
Hindu. Sesuai dengan isi Prasasti Canggal yang ditemukan di halaman candi pada
tahun 1879, Candi Canggal berdiri di zaman Kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun
732 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Sanjaya. Prasasti yang ditulis dalam
Bahasa Sansekerta inilah yang menjadi sumber utama asal usul berdirinya Candi
Canggal.
Selain isi dari
Prasasti Canggal, 3 buah arca di bagian depan Candi Canggal juga menjadi
penanda bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Ketiga arca tersebut adalah
Nandi atau lembu betina, Lingga sebagai lambang Dewa Siwa, dan Yoni. Di
pelataran Candi Canggal, Anda bisa menemukan 4 buah candi yang terdiri dari 3
candi perwira dan 1 candi utama (Candi Canggal itu sendiri).
Lokasi Candi
Canggal ada di Dusun Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang. Tepatnya di atas Bukit Wukir, lereng barat Gunung Merapi. Menggunakan
angkutan umum menuju Kecamatan Ngluwar sampai Desa Kadiluwih, Dusun Canggal.
Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju bukit. Tanpa biaya masuk dan
batasan jam pengunjung, namun sebaiknya tidak berkunjung di atas pukul 17.00
WIB karena akses jalan yang cukup sulit menuju candi.
9. Candi
Selogriyo
Candi Selogriyo
juga merupakan candi bercorak Hindu yang dibangun sekitar abad ke-8 Masehi.
Menurut beberapa sumber, Candi Selogriyo dibuat pada masa yang sama dengan
candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Meskipun ditemukan dalam keadaan
runtuh, masih terlihat dengan jelas adanya 5 arca di candi tersebut, yaitu arca
Ganesha, Durga, Agastya, Nandiswara, dan Mahakala.
Salah satu
keunikan dari Candi Selogriyo ini adalah puncaknya yang berbentuk buah keben,
yang disebut Amalaka. Candi yang digunakan sebagai tempat menyepi para raja
Hindu ini memiliki pancuran air yang konon katanya bisa menyembuhkan berbagai
penyakit dan membuat awet muda.
Tempat wisata di
Magelang ini berlokasi di Dusun Campurrejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan
Windusari, Kabupaten Magelang. Arah terdekat adalah rute jalur
Magelang-Bandongan dengan patokan Pasar Bandongan. Dari sini, ikuti papan
petunjuk arah menuju candi. Tanpa biaya masuk dan batasan jam berkunjung, namun
tidak lebih dari pukul 17.00 WIB setiap harinya.
10. Candi Lumbung
Tidak ada sumber
yang menceritakan asal usul nama candi Buddha ini, tetapi bentuk candi yang
menyerupai lumbung padi menjadikan masyarakat memberi nama candi ini Lumbung.
Dan hingga kini, tempat wisata di Magelang ini dikenal dengan nama Candi
Lumbung.
Candi Lumbung
merupakan gugusan candi sebanyak 17 bangunan, dengan 1 candi utama yang
dikelilingi oleh 16 candi perwira. Bangunan candi utama memiliki bentuk poligon
dengan 20 sisi, yang sayangnya, kini hanya bersisa reruntuhannya saja. Di
dinding luarnya, Anda bisa melihat lukisan sepasang manusia dalam ukuran yang
nyata, yang bernama Kuwera dan Hariti.
Keenam belas
candi perwira yang mengelilingi candi utama menghadap seluruhnya ke candi
utama. Perbedaan candi perwira dengan candi utama bisa Anda lihat pada dinding
candi perwira yang tanpa hiasan apa pun. Candi Lumbung ini merupakan salah satu
bagian dari Candi-Candi Sengi.
Lokasi Candi
Lumbung ada di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawwangan, Kabupaten
Magelang. Tepatnya, candi ini terletak di tepi Kali Apu, lereng sisi barat
Gunung Merapi. Anda bisa menuju ke lokasi dengan mengambil rute
Yogyakarta-Magelang menuju Ketep melalui Blabak. Tiket masuk ke candi adalah
sebesar Rp10.000 per orang. Candi Lumbung buka mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB
setiap harinya.
11. Candi Gunung Sari
Kabarnya, Candi
Gunung Sari adalah situs candi Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa. Lokasinya
yang berada di gunung membuat tempat wisata di Magelang ini tak banyak
diketahui masyarakat. Setelah berjalan kaki melewati sawah-sawah dengan
pemandangan alam yang segar selama 20 menit, Anda bisa menemukan situs bangunan
bersejarah ini.
Namun sayangnya,
hanya reruntuhan bebatuan yang tersisa dari candi ini. Bahkan, tidak diketahui
seperti apa bentuk asli dari candi Hindu ini. Namun, dari serakan dan tumpukan
bebatuan, diperkirakan Candi Gunung Sari memiliki candi utama dan beberapa
candi perwira di sekelilingnya. Menurut warga setempat, masih banyak reruntuhan
yang terpendam di dalam tanah dan belum ditemukan.
Candi ini ada di
puncak Gunung Sari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Hanya satu
jam perjalanan dengan kendaraan dari Candi Borobudur. Karena belum terjamah,
Anda tidak akan dipungut biaya apa pun ketika berkunjung. Namun, karena akses
berupa jalan setapak melewati sawah menuju gunung, jangan berkunjung lebih dari
pukul 17.00 WIB.
12. Candi Losari
Candi Losari
baru ditemukan pada tahun 2004 silam. Kabarnya, dahulu lokasi keberadaan candi
ini terkubur oleh lahar letusan Gunung Merapi sekitar tahun 900-an Masehi.
Beratus tahun kemudian, seorang pemilik kebun salak bernama Badri menggali
parit dan menemukan bebatuan yang diduga reruntuhan Candi Losari.
Candi Losari
memiliki satu candi utama dan 3 candi pendamping. Namun, yang membuat Candi
Losari menjadi unik adalah lokasinya yang terbenam air. Bahkan, air yang
menggenangi pelataran candi bisa mencapai 2 – 3 meter. Air ini bukan berasal
dari air hujan, melainkan dari sumber mata air yang menjadi satu dengan
bangunan candi.
Berdasarkan
bentuk dan ukiran yang terdapat pada bebatuannya, diperkirakan Candi Losari
adalah candi Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan Hindu, kira-kira abad ke-7
Masehi. Selain itu, penemuan Candi Losari ini disinyalir masih ada kaitannya
dengan isi Prasasti Canggal yang kebetulan berlokasi tak jauh dari candi ini.
Tempat wisata di
Magelang ini berlokasi di Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang. Dari Jembatan Krasak yang merupakan jembatan pembatas wilayah
Yogyakarta dan Jawa Tengah, sekitar 300 meter, aka nada petunjuk jalan ke
lokasi candi. Karena belum resmi dibuka, mengunjungi candi ini tidak dipungut
biaya. Anda bisa berkunjung mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB setiap harinya.
13. Candi Asu Sengi
Candi ini
sebenarnya bukan bernama Asu Sengi. Bahkan, nama dari candi ini belum
diketahui. Awalnya, warga sekitar melihat adanya patung lembu atau Nandi rusak
yang menyerupai anjing. Akhirnya, warga memutuskan memberi nama Asu (yang
berarti anjing dalam Bahasa Jawa), dan Sengi kepada candi ini. Nama Sengi
sendiri diambil dari nama desa dimana candi ini ditemukan.
Kabarnya, Candi
Asu Sengi merupakan salah satu bangunan yang ditinggalkan oleh Kerajaan Mataram
Kuno keturunan Sanjaya. Sama seperti kebanyakan candi Hindu lainnya, di dinding
Candi Asu Sengi juga terdapat banyak relief Kinara-Kinari.
Di lingkungan
candi, ditemukan beberapa prasasti, seperti Prasasti Sri Manggala I dan Sri
Manggala II yang dibuat pada tahun 874 dan 876 Masehi. Lalu ada juga Prasasti
Kurambitan yang menuliskan bahwa Candi Asu Sengi dibangun sekitar tahun 869
Masehi, tepatnya saat Rakai Kayuwangi dari Sanjaya sedang berjaya. Selain itu,
diceritakan pula bahwa Candi Asu Sengi digunakan sebagai tempat suci untuk
pemujaan.
Candi Asu Sengi
berlokasi di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Tepatnya di sebelah barat lereng Gunung Merapi, di tepi Sungai Tlingsing
Pabelan, sekitar 25 kilometer arah timur laut dari Candi Borobudur. Tak jauh
dari Candi Asu, Anda bisa mengunjungi Candi Pendem dan Lumbung. Anda bisa
berkunjung mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan mempersiapkan biaya kontribusi
kira-kira Rp.10.000.
14. Pemandian Air Hangat Candi Umbul
Di Candi Umbul,
Anda tidak hanya akan disuguhkan dengan megahnya candi Hindu bekas Kerajaan
Mataram Kuno yang dibangun pada abad ke-9 Masehi silam, Anda juga bisa
menikmati mandi air hangat di kolam candi. Konon katanya, dahulu kolam air
hangat ini digunakan putri raja untuk membersihkan diri setelah melaksanakan
ritual di Candi Borobudur.
Asal nama Umbul
pada candi ini adalah karena munculnya gelembung udara dari dasar kolam. Dalam
Bahasa Jawa, kata ‘umbul’ berarti muncul. Kolam pemandian Candi Umbul dibagi 2,
kolam air hangat dan kolam air biasa. Di sekitar lokasi pemandian, Anda bisa
menemukan batuan bekas reruntuhan Candi Umbul. Sementara fondasi sesungguhnya
dari candi Hindu ini masih terpendam.
Candi Umbul
berlokasi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang,
berdampingan dengan Curug Sekar Langit dan Telaga Bleder. Dari Kota Magelang,
ambil jalur Magelang-Semarang sampai Secang. Cari petunjuk arah menuju Grabag,
dan ikuti petunjuk tersebut. Tempat wisata di Magelang ini buka setiap hari
mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB dengan biaya kontribusi kira-kira Rp10.000 per
orang.
15. Ketep Pass
Objek wisata
yang dahulu bernama Gardu Pandang Ketep ini dibangun di atas lahan seluas 8000
meter persegi. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan alam yang memukau
sambil menjajal aneka jajanan khas, seperti jagung bakar dan susu jahe panas.
Untuk
meningkatkan jumlah pengunjung, kini di Ketep Pass juga dibangun beberapa fasilitas
yang berkaitan dengan aktivitas gunung, misalnya Museum Vulkanologi. Di museum
ini, Anda bisa melihat segala aktivitas Gunung Merapi. Ada juga bioskop
berukuran mini yang menayangkan sejarah Gunung Merapi, Teropong, perlengkapan
Pancaarga atau Lima Gunung, dan Gardu Pandang.
Ketep Pass
berlokasi di Jl. Ketep, Sawangan, Magelang, sekitar 30 kilometer dari Kota
Magelang dan Candi Borobudur. Jika dari arah Salatiga dan Boyolali, Anda bisa
menuju lokasi melalui Desa Kaponan atau Kopeng. Tiket masuk ke lokasi dan
museum sebesar Rp7.500/orang. Tiket bioskop Rp7.000/orang. Tiket teropong
Rp3.000/orang. Tiket untuk wisatawan asing USD. 3 sudah termasuk segala
fasilitas. Fasilitas bioskop dan museum hanya buka hingga pukul 17.00 WIB,
namun Anda bisa tetap bisa berada di area gardu pandang hingga 24 jam.
16. Air Terjun Kedung Kayang
Air Terjun
Kedung Kayang tidak hanya menyuguhkan Anda dengan keindahan alamnya, tetapi
juga hal-hal unik lainnya, seperti mitos dari tempat wisata di Magelang ini.
Salah satu keunikannya adalah adanya 3 sumber mata air yang mengalir dari
retakan batu-batu besar. Selain itu, kabarnya, di belakang air terjun ini ada
sebuah gua untuk tempat bertapa.
Kabarnya, nama
Air Terjun Kedung Kayang ini berasal dari 3 orang Empu bernama Empu Putut, Empu
Khalik, Empu Panggung. Ketiga Empu ini kabarnya dahulu tinggal di lokasi air
terjun ini. Setelah mengadakan sayembara lempar telur, katanya, tiga cangkang
telur yang pecah kemudian berubah menjadi sumber mata air terjun ini.
Air Terjun
Kedung Kayang berlokasi di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten
Magelang, sekitar 3 kilometer dari Objek Wisata Ketep Pass. Setelah sampai di
pintu masuk, Anda bisa berjalan menuju lokasi selama 20 menit. Harga tiket
masuk ke lokasi sebesar Rp2.500, dan objek wisata ini buka mulai pukul 08.00 –
17.00 WIB.
17. Air Terjun Sekar Langit
Beberapa sumber
menyatakan, Air Terjun Sekar Langit memiliki kaitan yang erat dengan legenda
Nawangwulan. Menurut cerita, Nawangwulan yang turun ke bumi dan sedang mandi,
kehilangan selendangnya yang kala itu dicuri oleh Jakatarub yang membuatnya tak
bisa kembali ke Kahyangan.
Cerita legenda
tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke
tempat wisata di Magelang ini. Di bawah air terjun terdapat sebuah telaga yang
katanya merupakan tempat Nawangwulan mandi. Ditambah lagi, pesona alam dan
udara yang masih alami akan menemani perjalanan Anda menuju ke lokasi air
terjun.
Berada di Desa
Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Air Terjun Sekar Langit bisa
diakses dari Kota Salatiga maupun Kota Magelang. Ambil arah Secang menuju
Grabag hingga menemukan Pasar Grabag. Lalu, ambil arah menuju Grabag-Ambarawa
dan ikuti petunjuk jalan. Sediakan Rp10.000 untuk biaya kontribusi ke lokasi.
Air Terjun Sekar Langit buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB.
18. Air Terjun Silawe
Nama Air Terjun
atau Curug Silawe mungkin belum terdengar familier, karena memang objek wisata
ini belum banyak didatangi wisatawan. Meskipun lokasinya berdekatan dengan Air
Terjun Kedung Kayang dan Gardu Pandang Ketep Pass, akses jalan yang cukup sulit
membuat air terjun ini belum terjamah.
Nama Silawe dari
curug ini berasal dari penemuan sarang laba-laba ketika sedang membuka area ini
menjadi tempat wisata di Magelang. Di lokasi, ada satu lagi curug yang
berdampingan dengan Curug Silawe, yaitu Curug Sigong yang tak kalah memukaunya
dengan Curug Silawe. Selama perjalanan menuju lokasi, Anda akan disuguhkan
dengan pemandangan alam berupa persawahan luas yang terhampar indah.
Curug Silawe
berlokasi di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten
Magelang. Tepatnya, curug ini berada tepat di sebelah selatan lereng Gunung
Sumbing. Akses menuju lokasi juga melewati jalan ke Candi Borobudur yang
dilanjutkan dengan melewati jalan Salam-Purworejo. Setelah menemukan
persimpangan, ambil rute menuju Kecamatan Kajoran hingga jalan berubah mengecil
dan rusak. Lokasi ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan
biaya masuk sebesar Rp4.000/orang.
19. Kali Progo
Selain kaya akan
wisata sejarah, Kota Magelang juga terkenal akan wisata arung jeram atau biasa
disebut rafting. Salah satunya adalah arung jeram di Kali Progo. Bersumber dari
lereng Gunung Sumbing yang mengalir ke arah tenggara, bagian hulu sungai ini
banyak memiliki jeram yang memacu adrenalin. Didukung oleh pemandangan alam
yang memukau, Kali Progo menjadi lokasi rafting favorit para wisatawan.
Lokasi Kali
Progo juga berada di satu wilayah yang sama dengan Taman Wisata Kyai Langgeng.
Anda bisa menghubungi jasa penyedia layanan rafting jika ingin menjajal
menaklukkan jeram Kali Progo ini.
20. Kali Elo
Tak hanya Kali
Progo saja yang memiliki jeram yang mendebarkan, Kali Elo juga menawarkan
pengalaman serupa yang tentunya sangat memacu adrenalin Anda. Di Kali Elo, Anda
juga bisa berwisata menyusuri aliran sungai yang deras sembari menikmati
indahnya suasana alam khas Kota Magelang. Sama seperti di Kali Progo, ada
banyak jasa penyedia layanan rafting untuk Anda yang ingin menjajal aktivitas
seru ini.
21. Punthuk Setumbu
Tempat wisata di
Magelang lainnya yang menjadi destinasi favorit wisatawan adalah Punthuk
Setumbu. Pasalnya, objek wisata ini menawarkan pemandangan melihat matahari
terbit paling menawan dengan berlatar megahnya Gunung Merbabu dan Merapi.
Ditambah lagi, Anda juga bisa menyaksikan siluet Candi Borobudur yang
berselimut kabut dari tempat ini.
Dahulu, bukit
dengan tinggi sekitar 400 meter yang berada di kelompok Pegunungan Menoreh ini
digunakan sebagai ladang oleh penduduk setempat. Di bagian puncak bukit ini
juga disediakan tempat-tempat seperti gazebo atau rumah panggung untuk tempat
wisatawan duduk sembari menunggu matahari menyambut pagi.
Punthuk Setumbu
berlokasi di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang. Jika Anda
bertolak dari Yogyakarta, Anda hanya perlu menuju ke arah Hotel Manohara dari
Taman Candi Borobudur. Lalu, ambil rute menuju Bukit Menoreh hingga Anda
menemukan tulisan Borobudur Nirvana Sunrise. Dari sini, ikuti petunjuk jalan
yang ada.
Waktu terbaik
untuk Anda berkunjung ke Punthuk Setumbu adalah antara bulan Juni-Agustus, saat
musim kemarau menjelang. Sebaiknya, Anda sudah tiba di lokasi sebelum pukul
05.00 WIB jika ingin melihat indahnya sunrise. Punthuk Setumbu buka hingga
petang menjelang malam hari, dengan biaya masuk sebesar Rp15.000/orang.
22. Rumah Kamera
Rumah Kamera
memiliki bentuk persis seperti kamera tipe DSLR dengan ciri khas lensa yang
panjang. Berdasarkan sumber, Rumah Kamera ini dibangun oleh pelukis asal Kota
Atlas Semarang yang telah lama bermukim di Bali, Tanggol Anggien Jatikusumo.
Kabarnya, Tanggol sengaja membuat rumah unik ini sebagai galeri sekaligus
sekolah lukis.
Isi dari Rumah
Kamera ini pun tak jauh dari hasil guratan tangan Tanggol dalam bentuk lukisan
maupun gambar. Jika beruntung, Anda pun bisa bertemu langsung oleh si empunya
rumah untuk berbincang mengenai hasil karya paling unik yang pernah dibuatnya
ini. Ditambah lagi, Anda juga bisa menyaksikan pemandangan lanskap Candi
Borobudur dan beberapa gunung megah seperti Merapi, Merbabu, dan Sumbing dari
puncak lensa kamera bangunan ini.
Rumah Kamera
berlokasi di Jl. Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Dari
Candi Borobudur, Anda hanya perlu lurus terus sejauh satu kilometer. Anda bisa
berfoto dan menikmati keindahan karya seni Tanggol setiap harinya mulai pukul
08.00 – 17.00 dengan membayar tiket masuk sebesar Rp15.000/orang.
23. Desa Candirejo
Mungkin Candi
Borobudur menjadi ikon Kota Magelang karena pesonanya dan nilai-nilai budaya
serta sejarah di dalamnya. Namun ternyata, Desa Candirejo menawarkan cerita
budaya yang lebih beragam untuk Anda. Menurut informasi, Desa Candirejo dahulu
menjadi lokasi menginap para wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Borobudur.
Namun, tak hanya
menawarkan penginapan saja, Desa Candirejo juga menawarkan beragam wisata
lainnya, mulai dari budaya, wisata alam, hingga wisata agro. Wisata-wisata ini
ditawarkan oleh penduduk setempat melalui beragam tipe paket. Di desa ini, Anda
juga berkesempatan untuk memelajari budaya adat tradisional yang terus dilestarikan
hingga kini.
Lokasi desa ini
pun hanya berjarak sekitar 2.5 kilometer dari Candi Borobudur. Anda bisa
berkunjung kapan pun dan menikmati berbagai paket wisata menarik dari penduduk
desa setempat.
24. Taman Panca Arga
Panca Arga
merupakan suatu kompleks perumahan yang dibangun khusus untuk para TNI-AD di
Kota Magelang. Sesuai namanya, kompleks ini diapit oleh 5 gunung. Di dalam
kompleks ini terdapat sebuah taman yang bisanya digunakan untuk rekreasi
keluarga bernama Taman Panca Arga I. Taman ini memiliki fasilitas mainan anak
lengkap.
Taman ini juga
memiliki tank dan meriam peninggalan Belanda di dalamnya. Keunikan lainnya
adalah adanya tugu penanda yang bentuknya sangat mirip dengan Monumen Nasional.
Tugu ini dibangun bersamaan dengan pembangunan taman.
Taman Panca Arga
berlokasi di Desa Sukerjo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jika
menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menggunakan bis atau angkutan hingga
Kecamatan Mertoyudan dan melanjutkan perjalanan dengan ojek. Anda bisa
mengunjungi taman mulai pukul 08.00 – 17.00 setiap harinya tanpa dipungut biaya
masuk.
25. Pinusan Kragilan
Pinusan Kragilan
merupakan hutan pinus yang berada di kaki Gunung Merbabu. Namun, wisatawan
lebih mengenal tempat wisata di Magelang ini dengan nama Top Selfie Pinusan
Kragilan. Menurut para pengunjung, Pinusan Kragilan memiliki banyak sekali
titik-titik yang sangat bagus untuk tempat berfoto. Selain bisa berfoto dan
menjelajah hutan, Anda juga bisa melihat Sungai Selo Tumpang yang juga berada
di hutan pinus ini.
Beberapa spot
bagus untuk tempat berfoto di Pinusan Kragilan ini seperti jalan lurus yang
menurun setelah pintu masuk menuju lokasi parkir dengan latar jajaran pohon
pinus yang berderet rapi. Selain itu Anda juga bisa berfoto di tengah-tengah
hutan sembari duduk bersantai dan menikmati pemandangan alam Gunung Merbabu.
Pinusan Kragilan
berlokasi di Desa Pogalan, Dusun Kragilan, Kecamatan Pakis, Magelang. Jalur
paling mudah menuju lokasi adalah melalui Salatiga menuju Kopeng hingga Ketep
Pass. Hutan Pinus Kragilan dibuka setiap hari mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB
dengan tarif masuk sebesar Rp10.000/orang. Anda tidak diizinkan menginap atau
berkemah di lokasi.
26. Alun-Alun Magelang
Setiap kota
umumnya memiliki alun-alun yang sering digunakan sebagai tempat rekreasi
keluarga yang murah meriah. Termasuk juga Alun-Alun Magelang. Yang menjadikan
tempat wisata di Magelang ini menarik adalah adanya menara air peninggalan
Belanda yang tinggi menjulang di salah satu sisinya. Tak hanya itu, di sini
juga terdapat taman bunga dan patung Diponegoro di sudut yang lain.
Kondisi
alun-alun ini semakin apik dengan diletakkannya tulisan “Magelang” berukuran
besar di bagian depan, juga dibuatnya lampion berbentuk bunga di sisi dekat
Klenteng Liong Hok Bio. Pada malam hari, kawasan ini akan sangat ramai oleh anak
muda atau keluarga yang sekedar berjalan-jalan sambil menikmati aneka jajanan
khas Magelang di sekitar alun-alun.
Alun-Alun
Magelang terletak tepat di pusat Kota Magelang. Jika Anda menemukan adanya
menara air, berarti Anda telah tiba di lokasi. Di depannya, berdiri megah
Masjid Agung Magelang. Lokasi wisata ini gratis dan terbuka untuk umum selama
24 jam.
27. Candi Pendem
Berada satu
kompleks dengan Candi Asu Sengi dan termasuk dalam gugusan Candi-Candi Sengi,
Candi Pendem menjadi candi Hindu yang berdiri sejak abad ke-9 Masehi. Tepatnya
ketika masa pemerintahan Maharaja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala, Raja Kerajaan
Mataram Kuno ke-8.
Candi Pendem
diperkirakan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Candi Asu Sengi,
tetapi karena candi ini hanya bersisa bagian kakinya saja, pernyataan tersebut
tidak dapat dibuktikan. Selain itu, tidak ada satu pun arca yang menerangkan
bagaimana dan mengapa Candi Pendem ini dibangun. Namun, lokasi candi yang
berada di area sawah akan memberikan Anda pemandangan alam yang eksotis dan
memukau.
Candi Pendem
berlokasi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, hanya berjarak 150 meter arah
timur dari Candi Asu dan 50 meter arah selatan dari Sungai Pabelan. Lokasi
candi ini cukup sulit ditemukan, maka Anda disarankan meminta warga sekitar
untuk menemani agar Anda tidak tersesat. Candi ini terbuka untuk umum setiap
hari hingga pukul 17.00 WIB dan tanpa dipungut biaya masuk.
28. Pemandian Kali Bening
Pemandian Kali
Bening merupakan wana wisata air berupa kolam renang lengkap dengan fasilitas
pendukungnya. Pemandian bernama Taman Air Sabda Alam Kalibening ini dibangun di
atas lahan seluas 2008 meter persegi. Meskipun pembangunannya belum selesai,
namun wisata air ini sudah sangat diminati para pengunjung karena pemandangan
alamnya yang mengagumkan.
Selain fasilitas
wisata air, tempat wisata di Magelang ini juga memiliki fasilitas outbond dan
juga restoran. Pemandian Kali Bening berada di Dusun Kalibening, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 dengan
biaya masuk sebesar Rp20.000/orang.
29. Pecinan Magelang
Kawasan Pecinan
Kota Magelang ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan juga bisnis di Kota
Magelang. Di bagian kanan dan kiri ruas jalan sepanjang 1.5 kilometer ini
berjajar kios, toko, minimarket hingga restoran. Selain berwisata belanja, Anda
juga bisa sekaligus menikmati sejarah dan budaya etnis China yang kental di
area ini.
Kawasan Pecinan
Magelang berada di sepanjang ruas Jl. Pemuda, Kota Magelang. Rutenya adalah
Yogyakarta – Jl. Magelang – Jl. Tentara Pelajar atau Alun-Alun Magelang – Jl.
Pemuda atau Pecinan. Kawasan ini mulai beroperasi pada pukul 07.00 WIB.
30. Gardu Pandang Bukit Barede
Selain Ketep
Pass, Kota Magelang juga memiliki gardu pandang lain untuk menengok pemandangan
alam perbukitan yang menawan, yaitu Gardu Pandang Bukit Barede. Gardu pandang
ini mengambil konsep yang sama seperti Kalibiru di Yogyakarta atau Punthuk
Setumbu, yang menggunakan pohon tinggi menjulang untuk melihat sunrise atau
sunset dari ketinggian.
Gardu Pandang
Bukit Barede berlokasi di Dusun Sendaren 2, Desa Karangrejo, Kecamatan
Borobudur, Magelang, hanya 2 kilometer dari lokasi Candi Borobudur. Karena
terbilang baru, lokasi wisata ini masih gratis dengan jam operasional mulai
lepas subuh hingga lepas petang.
31. Sukmojoyo Hill
Sukmojoyo Hill
atau biasa disebut Punthuk Sukmojoyo merupakan wisata alam perbukitan yang
menawarkan keindahan pemandangan alam dan gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu.
Seperti halnya Punthuk Setumbu dan Gardu Pandang Bukit Barede, Punthuk
Sukmojoyo juga banyak dimanfaatkan para wisatawan untuk berburu foto matahari
terbit dan juga matahari tenggelam.
Punthuk
Sukmojoyo ini berlokasi di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, berdekatan dengan Punthuk lainnya yaitu Punthuk Mongkrong. Untuk
menuju lokasi, cari arah Manohara Hotel dari Kawasan Candi Borobudur menuju ke
SD Tuksongo lanjut ke Gunden. Kemudian, carilah arah ke Gunden hingga Balai
Desa Giritengah. Tempat wisata di Magelang ini buka setiap hari mulai sebelum
matahari terbit hingga selepas matahari tenggelam dengan biaya masuk sebesar
Rp5.000/orang.
32. Desa Wisata Ngawen
Salah satu desa
tempat ditemukannya candi Buddha bersejarah, Ngawen, menjadi salah satu desa
wisata selain Candirejo. Nama Ngawen di sini diambil dari kebiasaan masyarakat
sekitar saling menyapa dengan melambaikan tangan, atau bisa disebut Ngawe-awe
dalam Bahasa Jawa. Selain wisata budaya Candi Ngawen, di desa ini Anda juga
bisa menemukan Sendang Jurug Manis yang merupakan bekas peninggalan Kyai Raden
Santri.
Selain itu, di
desa ini Anda juga bisa melihat keunikan batu pengantin yang ada di Kali
Blongkeng, atau berenang di kolam renang Cyblon Waterpark dan Semilir. Desa
Ngawen berlokasi di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Jika Anda ingin
melihat eksotisme Candi Ngawen, Anda bisa sekaligus berkeliling di desa ini.
33. Wisata Petik Salak Gapoktan Ngudi Luhur
Kota Magelang
juga terkenal akan buah salak pondoh yang rasanya sangat manis. Nah, di sini,
Anda bisa menikmati wisata agro atau petik buah salak langsung dari kebunnya di
Gapoktan Ngudi Luhur. Gapoktan di sini berarti Gabungan Kelompok Tani. Jika
musim panen tiba, Anda bisa menikmati buah salak langsung dari kebunnya
sekaligus membeli buah tangan lain khas wilayah Magelang.
Gapoktan Ngudi
Luhur sendiri berlokasi di Kaliurang, Sumbung, Magelang. Kawasan ini juga
merupakan akses untuk menuju Gunung Merapi. Anda bisa berkunjung ke lokasi
setiap harinya, tetapi disarankan untuk datang pada saat musim panen salak
pondoh untuk bisa memetik buahnya sendiri.
34. Kedung Sembrani
Nama Kedung
Sembrani tidak sepopuler Curug Grenjengan Kembar, padahal lokasi dua air terjun
ini cukup dekat. Memang, karena akses jalan menuju Kedung Sembrani lebih sulit
dibandingkan Grenjengan Kembar, maka masih belum banyak wisatawan yang mencoba
mengeksplorasi air terjun ini. Selain itu, pancuran air dari Kedung Sembrani
tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu dingin, meskipun pemandangan
alamnya tetap menawan.
Jika Anda ingin
melihat keindahan Kedung Sembrani, Anda bisa menuju ke Kecamatan Pakis,
Kabupaten Magelang, tempat Curug Grenjengan Kembar berada. Rute yang bisa Anda
gunakan adalah Jl. Raya Kopeng dari arah Magelang menuju arah Kecamatan Pakis.
Harga tiket masuk lokasi ini adalah Rp5.000/orang dan mulai beroperasi pukul
09.00 – 16.00 WIB.
35. Sendang Mudal
Sendang Mudal
lebih menyerupai kolam renang. Namun, airnya yang sangat jernih dan segar
menjadi daya tarik tersendiri dari sendang ini. Sehari-harinya, Sendang Mudal
digunakan oleh masyarakat setempat sebagai sumber mata air. Meskipun ukuran
kolamnya tidak terlalu besar juga tidak dalam, tetapi pemandangan sekitar kolam
yang berupa hamparan luas sawah dan juga kejernihan airnya tetap menjadikan
tempat wisata di Magelang ini ramai dikunjungi.
Sendang Mudal
berlokasi di Dusun Butuh Kulon, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Anda
cukup menuju Muntilan lalu ke Blabag dari Yogyakarta. Kemudian, cari rute ke
arah Sawangan menuju Dusun Butuh Kulon. Anda bisa berkunjung ke Sendang Mudal
setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB. Persiapkan biaya kontribusi sekitar
Rp5.000/ orang.
36. Air Terjun Selo Projo
Wisata alam curug
umumnya berlokasi di wilayah pegunungan. Termasuk pula Air Terjun Selo Projo
atau yang biasa disebut Air Terjun Sumuran. Sebenarnya, ada air terjun lain
yang berlokasi sama dengan Selo Projo, yaitu Air Terjun Senthong. Namun,
sulitnya akses ke Senthong membuat lokasi air terjun tersebut masih belum
terjamah. Untuk menuju Selo Projo sendiri, Anda harus melalui jalan setapak
sempit dan sedikit licin.
Di bawah
pancuran Selo Projo, Anda akan menemukan dua buah kolam yang sengaja dibuat
untuk fasilitas bermain air, terlebih bagi anak-anak. Sambil bermain air, Anda
bisa menikmati pemandangan alam Gunung Telomoyo dan udara yang masih segar
alami. Selo Projo berlokasi di Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten
Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB tanpa biaya masuk.
37. Sendang Maren
Selain Sendang
Mudal, masih ada tempat wisata di Magelang lain yang menawarkan panorama bawah
air yang menakjubkan, yaitu Sendang Maren. Tak berbeda jauh dengan Sendang
Mudal, Sendang Maren juga berupa kolam dengan ukuran sedang dan tidak terlalu
dalam. Namun, airnya yang sangat jernih mampu membuat Anda melihat ke dasar
Sendang tanpa harus menenggelamkan kepala.
Selain bisa
berenang di air pegunungan yang segar, Anda juga bisa menikmati suasana alami
yang masih asri di sekitar Sendang Maren. Sendang ini berlokasi di wilayah
Sawangan, Magelang, dan tidak jauh dari Ketep Pass. Sebaiknya, Anda datang
lebih pagi untuk merasakan dinginnya berendam di air gunung. Tempat ini buka
setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB. Bawalah Rp5.000 untuk biaya
sumbangan.
38. OHD Museum
Museum OHD
merupakan museum seni bercorak modern dan kontemporer di Kota Magelang. Museum
ini merupakan museum pribadi yang menampilkan barang-barang koleksi dari
seorang kolektor yang terkenal, Dr. Oei Hong Djien, yang disingkat OHD. Memulai
koleksinya pada tahun 1970-an, kini telah ada lebih dari 2000 karya yang
dipajang di dalam museum ini.
Museum seni unik
nan nyentrik berlokasi di Jl. Jenggolo No. 14, Kemirirejo, Magelang Tengah,
Kota Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 17.00 WIB kecuali hari
Selasa dan hari libur. Biaya masuk sebesar Rp50.000 untuk dewasa, Rp25.000
untuk pelajar, dan gratis untuk anak usia di bawah 6 tahun. Sementara untuk
wisatawan asing, biaya kontribusinya adalah sebesar Rp100.000/orang.
39. Museum Diponegoro
Pangeran
Diponegoro adalah seorang pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia yang terkenal
dengan strategi gerilyanya. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, dibangunlah
satu museum di Kota Magelang, yang diberi nama Museum Diponegoro. Bangunan dari
museum ini tak lain dan tak bukan adalah tempat dimana Pangeran Diponegoro
pernah mengadakan perundingan dengan Belanda.
Di dalamnya,
Anda bisa melihat benda-benda koleksi asli dari Pangeran Diponegoro, mulai dari
kursi berbekas cakaran kuku hingga jubah dan kitab. Museum ini berlokasi di Jl.
Diponegoro No. 1 Magelang. Buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB tanpa
biaya masuk.
40. Museum Bumiputera 1912
Bumiputera
adalah salah satu perusahaan pelayanan di bidang perasuransian yang terbesar di
Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya asuransi, dibangunlah
Museum Bumiputera di Kota Magelang. Di halaman museum, terpahat sempurna patung
3 pendiri perusahaan ini, yaitu Mas Ngabehi Dwidjosewodjo, Mas Karto Hadi
Soebroto, dan Mas Adimidjojo.
Museum Bumiputera
memamerkan dokumen dan foto-foto lama yang legendaris sejak tahun 1912. Selain
itu, Anda juga akan melihat alat-alat tempo dulu yang digunakan oleh perusahaan
ini. Museum ini berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No. 21, Poncol, Magelang. Buka
setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB tanpa biaya tiket masuk.
41. Museum Sudirman
Satu lagi
pejuang kemerdekaan yang telah berjasa dalam memperjuangkan dan membela negara,
Panglima Besar Sudirman. Seperti halnya Pangeran Diponegoro, untuk mengingat
jasa-jasanya, dibangunlah Museum Sudirman oleh Pangdam VII Diponegoro, Mayor
Jenderal Yasir Hadibroto pada tahun 1967. Di dalam museum terdapat benda-benda
yang dulu digunakan oleh Jenderal Sudirman, seperti tempat tidur, juga lukisan
karyanya.
Museum Sudirman
berlokasi di Jl. Ade Irma Suryani C.7 Magelang di wilayah Potrobangsan. Anda
bisa berkunjung ke museum ini setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 07.30 – 16.30
WIB tanpa perlu membayar tiket masuk.
42. Kebun Bibit Senopati
Di wilayah
Senopati, Magelang, dibuat taman wisata edukasi kebun bibit. Taman ini masih
tergolong sebagai tempat wisata di Magelang yang baru, karena baru saja
dibangun dan diresmikan satu tahun yang lalu. Meskipun demikian, konsep edukasi
yang ditawarkan menjadikan taman ini diminati oleh para pengunjung sebagai
destinasi wisata keluarga atau kunjungan sekolah-sekolah.
Di sini, Anda
akan melihat beragam jenis tanaman hias, bagaimana menanam dan merawat mereka.
Anda juga bisa belajar bertanam secara hidroponik langsung. Kebun bibit ini
berada di Jl. Panembahan Senopati, Jurangombo Utara, Magelang Selatan. Anda
bisa mengambil rute menuju Kyai Langgeng. Kebun bibit ini gratis dikunjungi
setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB.
43. Museum Kapal Samudera Raksa
Kini,
mengunjungi Candi Borobudur tak hanya untuk melihat megahnya bangunan candi
Buddha tersebut. Anda juga bisa mengunjungi salah satu museum yang letaknya ada
di dalam kawasan Candi Borobudur, namanya Museum Kapal Samudera Raksa. Museum
ini dibuat khusus untuk mengenang bagaimana para leluhur dan nenek moyang kita
berjuang mengarungi lautan dan samudera.
Di dalam gedung,
Anda bisa melihat pemutaran film, pajangan benda-benda yang digunakan saat
berlayar, juga replika kapal besar Samudera Raksa. Kapal ini adalah milik
Philipe Beale, seorang mantan Angkatan Laut berkebangsaan Inggris. Museum ini
berlokasi di Taman Wisata Candi Borobudur, buka setiap hari mulai pukul 08.00 –
17.00 WIB dengan biaya masuk satu paket dengan Candi Borobudur.
44. Gunung Andong
Seperti namanya,
Gunung Andong memiliki bentuk yang menyerupai andong. Tempat wisata di Magelang
ini cukup favorit di kalangan para pendaki dan penjelajah karena tidak terlalu
tinggi dan menjadi tempat yang asyik untuk berkemah. Selain itu, Gunung Andong
menawarkan pemandangan alam gunung-gunung besar lainnya yang memukau, seperti
Gunung Merbabu dan Merapi di timur dan Gunung Slamet, Sumbing, dan Sindoro di
sisi barat.
Selain tidak
terlalu tinggi, akses jalan menuju puncak gunung ini tidak sulit karena telah
diperbaiki dan ditata oleh pengelola untuk memudahkan para pendaki. Gunung
Andong berlokasi di Dusun Sawit, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, hanya
satu jam perjalanan dari pusat kota Magelang. Buka setiap hari tanpa batas
waktu dengan biaya kontribusi sebesar Rp3.000/orang.
45. Gunung Merbabu
Gunung Merbabu
menjadi destinasi pendakian yang paling diminati oleh para pendaki profesional.
Di kaki gunung setinggi 3.145 meter ini terdapat tempat pertapaan yang terkenal
yang pada abad ke-15 silam pernah dikunjungi oleh Bujangga Manik. Meskipun
medan pendakian gunung ini tidak berat, namun Anda tetap perlu berhati-hati
karena di gunung ini tidak terdapat sumber air.
Gunung Merbabu
memiliki beberapa jalur pendakian, yaitu Jalur Kopeng Thekelan, Jalur Wekas,
Jalur Kopeng Cunthel, Jalu Selo, dan Jalur Suwanting. Letaknya yang terbagi
antara Kabupaten Magelan, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang membuat
gunung ini bisa dijangkau dari arah mana saja.
46. Taman Badaan
Taman Badaan
merupakan taman terbuka hijau yang menjadi destinasi rekreasi keluarga favorit
di Magelang setiap akhir pekan. Nama taman ini berasa dari adanya patung badak
di bagian depan. Fasilitas bermain anak yang mumpuni dan lokasinya yang tak
jauh dari pusat kota membuat taman hijau ini selalu ramai dipadati pengunjung
yang mayoritas adalah penduduk setempat.
Taman Badaan
berlokasi di Jl. Pahlawan No. 190, Potrobangsan, Magelang Utara, hanya 5 menit
dari Alun-Alun Kota Magelang. Pada malam hari, terlebih di akhir pekan, taman
ini akan sangat ramai dan penuh oleh anak-anak yang bermain dan juga penjual
aneka jajanan di sekeliling taman.
47. Gardu Pandang Babadan
Terinspirasi
dari Ketep Pass, Punthuk Setumbu, dan Kalibiru, kini di Magelang dan sekitaran
Yogyakarta banyak ditemukan lokasi wisata alam berupa gardu pandang. Salah
satunya adalah Gardu Pandang Babadan. Satu lokasi dengan gardu pandang, ada
sebuah pos yang berisi kumpulan foto-foto aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Jadi, selain mengintip elok nan gagahnya Gunung Merapi dan gunung-gunung besar
lainnya, Anda juga bisa melihat foto-foto yang terpampang di pos.
Pastinya, lokasi
gardu pandang yang tidak terlalu jauh dari gunung membuat suasana di sekitarnya
sejuk nan asri. Gardu Pandang Babadan berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan
Dukun, Kabupaten Magelang. Gardu ini bisa dijangkau dari rute Jl. Raya
Boyolali-Mungkad atau dari arah Muntilan. Anda bisa berkunjung ke gardu kapan
saja, namun pemutaran film hanya sampai pukul 17.00 WIB saja. Tiket masuk gardu
ini sebesar Rp7.000/orang.
48. Gardu Pandang Dlimas
Selain Babadan,
ada juga Gardu Pandang Dlimas yang beberapa waktu terakhir menjadi destinasi
yang paling digemari oleh anak-anak remaja. Selain Dlimas, ada satu gardu
pandang lagi yang letaknya berdekatan dengan lokasi Dlimas, yaitu Gardu Pandang
Cepogo. Keunikan tersendiri dari tempat wisata di Magelang ini adalah bentuk
gardu pandang yang dibuat membentuk kata “I ♥
U”.
Selain menikmati
pemandangan alam dan fenomena sunrise maupun sunset, Anda juga bisa mengunjungi
Curug Delimas yang lokasinya juga tak jauh dari gardu. Gardu Delimas berlokasi
di Desa Girimulyo, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Buka setiap hari
mulai menjelang matahari terbit hingga lepas petang dengan harga tiket masuk
sebesar Rp5.000/orang.
49. Hutan Pinus Grenden
Hutan Pinus
Grenden terletak di Bukit Grenden, yang merupakan sebuah konservasi alam dan
budaya di Magelang. Di kawasan ini, Anda tak hanya bisa melihat deretan pohon
pinus, tetapi Anda juga bisa menyaksikan keindahan Tebing Rembesan, Jembatan
Hati, dan juga Rumah Kurcaci. Anda pun bisa menjajal fasilitas outbond yang ditawarkan
di kawasan konservasi ini.
Pemandangan alam
yang menawan akan menjadi santapan mata Anda jika berkunjung kawasan yang
berlokasi di Pogalan, Pakis, Magelang ini. Bersepeda dan berkemah menjadi
kegiatan alternatif yang bisa Anda lakukan selain berjalan-jalan. Kawasan
konservasi ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 17.00 WIB dengan biaya
masuk Rp3.000/orang.
50. Gunung Sumbing
Jika melintasi
jalan arteri Temanggung-Wonosobo, Anda akan menemukan keelokan dua gunung
kembar yang sangat tersohor di Jawa Tengah ini, Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing. Namun, yang akan dibahas kali ini hanya Gunung Sumbing saja. Gunung
Sumbing merupakan gunung ketiga yang tertinggi di Indonesia setelah Semeru dan
Slamet, dan merupakan gunung api yang masih aktif hingga kini.
Meskipun
demikian, para pendaki masih menjadikan Gunung Sumbing sebagai destinasi
pendakian favorit karena ketinggian gunung ini yang mencapai 3.371 meter.
Lokasi gunung ini terbagi menjadi 3, yaitu di Kabupaten Magelang, Kabupaten
Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo. Jalur pendakian favorit para pendaki adalah
dari Pos Garung, yang berada di kawasan Kledung Pass.
51. Gardu Pandang Mangli
Wilayah Mangli
disebut-sebut sebagai “Surga yang Tersembunyi”. Di wilayah ini, dibangun sebuah
gardu pandang yang tidak terlalu tinggi, tetapi cukup untuk memuaskan mata
melihat keindahan dan pesona alam yang mencengangkan. Kawasan Mangli sendiri
terletak di kaki Gunung Sumbing, Kalegen, Kabupaten Magelang. Akses jalan yang
kecil dan menanjak lebih cocok untuk kendaraan berdoa dua dibandingkan roda
empat.
Rute menuju
gardu ini tidak sulit. Dari Pasar Bandongan ambil rute menuju Tonoboyo hingga
Pasar Kalegen. Dari Kalegen, cari rute ke arah Mangli dan ikuti petunjuk arah.
Kawasan ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB dengan biaya masuk
Rp3.000/orang.
52. Candi Retno
Sekilas, kawasan
tempat Candi Retno ditemukan sedikit menyeramkan, karena letaknya yang tertutup
pohon-pohon bambu yang rimbun di belakang rumah warga. Kabarnya, Candi Retno
merupakan candi bercorak Hindu yang ditinggalkan oleh Kerajaan Mataram Kuno.
Meskipun ditemukan adanya Yoni dan Lingga di dalamnya, namun, tidak ada
petunjuk apa pun yang menuturkan kapan candi ini dibuat.
Jika kebanyakan
candi menggunakan batu andesit yang cenderung tahan lama, Candi Retno dibuat
menggunakan batu bata, yang menjadikan umur candi ini kian singkat. Candi ini
berlokasi di Dusun Bandungan, Candiretno, Secang, Kabupaten Magelang. Karena
tidak banyak diketahui lokasinya, situs candi ini bisa dikunjungi kapan saja,
gratis.
53. Klenteng Hok An Kiong
Klenteng Hok An
Kiong disebut-sebut sebagai klenteng tertua yang ada di Kabupaten Magelang.
Tempat ibadah umat Kong Hu Chu ini kabarnya dibangun pada tahun 1878 di wilayah
Pasar Muntilan sebelum dipindahkan ke
Jl. Pemuda No. 100, Muntilan, Kabupaten Magelang. Lokasi klenteng ini
sangat mudah ditemui, karena letaknya di tepi jalan utama di Muntilan.
Berkunjung ke klenteng ini gratis dan buka setiap hari selama 24 jam sebagai
tempat ibadah.
54. Gerbang Kerkhof
Dahulu, Kerkhof
adalah lahan luas yang digunakan sebagai makam Belanda. Kini, lahan pemakaman
tersebut telah berubah menjadi pemukiman warga dengan menyisakan beberapa makam
saja. Namun, gerbang masuk ke pemakaman ini masih berdiri megah, yang disebut
Gerbang Kherkof.
Salah satu makam
yang tak tergusur oleh pemukiman adalah milik Papa Johan Van Der Steur, seorang
Belanda yang mendirikan panti sosial dan mengasuh anak terlantar pada jamannya.
Lokasi gerbang ini ada di sebelah utara Bukit Tidar. Gerbang Kherkof dipercaya
masih menguarkan aura mistis kepada setiap orang yang melewatinya.
55. Klenteng Liong Hok Bio
Klenteng Liong
Hok Bio kabarnya merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Tionghoa dalam mengusir
penjajah bersama dengan Pangeran Diponegoro. Klenteng ini dibangun oleh seorang
saudagar kaya asal Solo, Kapitein Be Koen Wie atau Tjok Lok pada tahun 1864.
Arsitektur bangunan yang unik menjadi daya tarik tersendiri dari rumah ibadah
ini.
Berlokasi di Jl.
Alun-Alun Selatan No. 2, Magelang, Klenteng ini terbuka untuk para pengunjung
yang ingin melihat lebih dekat keindahan bangunan tanpa dipungut biaya.
Pengunjung hanya diizinkan untuk melihat bagian luar klenteng saja, mengingat
tempat ini adalah rumah ibadah.
56. Museum Misi Muntilan
Dahulu, museum
ini adalah sebuah gereja. Pembangunan museum ini sebagai bentuk peningkatan
keimanan sehingga gereja tak hanya sebagai rumah ibadah saja. Pada intinya,
museum ini diadakan untuk memberikan pelayanan kerohanian khusus kepada umat
Nasrani. Namun kini, museum ini lebih menampilkan koleksi-koleksi benda kayu,
kulit, bambu, kertas, hingga lukisan.
Museum ini
berlokasi di Jl. Kartini 3, Muntilan, Magelang. Pengunjung bisa melihat-lihat
isi museum setiap hari Senin- Jumat pukul 08.00 – 15.00 WIB dan Sabtu pukul
08.00 – 12.00 tanpa dipungut biaya masuk.
57. Desa Wisata Wanurejo
Desa Wisata
Wanurejo terkenal akan kesenian daerahnya yang masih terus dilestarikan hingga
kini. Seperti misalnya seni Karawitan, kerajinan fiber, dan batik tulis. Di
desa ini juga terdapat rumah seni Lumanjawi dan Pendopo tua Nitihardjan. Tak
lupa dengan kuliner khas Magelang, rengginang.
Desa Wanurejo
berlokasi Brojonalan, Wanurejo, Borobudur, Magelang, sangat dekat dengan
kawasan wisata Candi Borobudur. Anda bisa berkunjung kapan saja tanpa dipungut
biaya masuk.
58. Taman Cempaka
Taman Cempaka
menyuguhkan suasana hijau nan asri dengan ditemani udara segar pegunungan.
Taman ini merupakan area kebun luas dengan rerumputan hijau, cocok untuk Anda
menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Berlokasi di Kemirirejo, Kota
Magelang, Anda bisa mengunjungi Taman Cempaka kapan saja tanpa dipungut biaya
masuk.
59. Tugu ANIEM
Tugu ANIEM
dibangun sekitar tahun 1924, dengan ciri khas empat buah jam di seluruh
sisinya. Tugu ini juga menjadi patokan titik nol kilometer Kota Magelang,
karena di dekatnya juga terdapat pacak nol kilometer. Namun sebenarnya, tugu
yang berlokasi di sisi tenggara dari Alun-Alun Kota Magelang ini merupakan tugu
pengingat akan masuknya pasokan listrik ke Magelang, yang diperjelas oleh
tulisan di dinding tugu yang berbunyi “Marrt 1924 Electrificatie Magelang”.
Jika Anda
berkunjung ke Alun-Alun Magelang, jangan lupa juga untuk menyambangi tugu
bersejarah satu ini. Gratis.
60. Gunung Giyanti
Gunung Giyanti
berlokasi di kawasan kaki Gunung Sumbing, dengan tinggi sekitar 1200 mdpl. Tak
heran, gunung ini menjadi destinasi wisata favorit para pendaki untuk
mengeksplorasi keindahan alamnya sambil mendirikan tenda di puncaknya. Pada
penghujung petang, Gunung Giyanti menyuguhkan pemandangan menakjubkan
lampu-lampu pemukiman dan sunset di balik gunung. Cukup membayar Rp2.000, Anda
sudah bisa mendapatkan segala eksotisme alam Gunung Giyanti.
Nah, bagaimana?
Ternyata masih banyak sekali tempat wisata di Magelang yang tak kalah menarik
selain Candi Borobudur. Meskipun berupa kota kecil, ternyata Magelang memiliki
segudang destinasi wisata alam dan budaya yang patut dibanggakan.